Wall Street Ditutup Menguat Jelang Rilis Inflasi AS

10 Oktober 2024 6:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Indeks saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (9/10). Kenaikan ini terjadi setelah rilis hasil rapat Federal Reserve atau The Fed dan menjelang laporan data inflasi September serta laporan laba rugi.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters pada Kamis (10/10) Industri Dow Jones (.DJI) naik 431,63 poin atau 1,03 persen menjadi 42.512,00. S&P 500 (.SPX) naik 40,91 poin atau 0,71 persen pada level 5.792,04 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 108,70 poin atau 0,60% persen menjadi 18.291,62.
S&P mencatat rekor penutupan tertinggi untuk pertama kalinya pada bulan Oktober tetapi untuk yang ke-44 kalinya pada tahun 2024. Terakhir kali Dow mencetak rekor penutupan adalah pada tanggal 4 Oktober.
Hasil rapat The Fed menunjukan menunjukkan mayoritas besar pejabat mendukung pemangkasan suku bunga setengah poin yang sangat besar. Namun, ada kesepakatan yang lebih luas bahwa langkah tersebut tidak akan mengikat The Fed pada laju pemangkasan
Berdasarkan FedWatch CME pasar memperkirakan 79 persen kemungkinan pengurangan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin (bps) dan 21 persen kemungkinan Fed mempertahankan suku bunga.
Seseorang mengambil foto sebagai penghormatan kepada Ratu Elizabeth II muncul di layar papan iklan Nasdaq MarketSite di Times Square, di New York, AS, Kamis (8/9/2022). Foto: Andrew Kelly/Reuters
"Hasil rapat mengonfirmasi apa yang selama ini kami pikirkan dan melegakan para investor. Ada perdebatan tentang pemangkasan 50 basis poin, yang berarti bahwa tidak ada konsensus luas bahwa kami perlu melakukan pemangkasan 50 basis poin secara drastis," kata Lindsey Bell, kepala strategi di 248 Ventures di Charlotte, North Carolina.
ADVERTISEMENT
Selain itu Pasar tengah menanti laporan inflasi Indeks Harga Konsumen yang akan dirilis pada Kamis pagi dan laporan laba perusahaan di kuartal ketiga yang dimulai dengan beberapa bank terbesar AS yang akan membuat laporan pada hari Jumat.
Dari 11 sektor industri S&P 500, 9 sektor naik sementara sektor utilitas yang sensitif terhadap suku bunga. (.SPLRCU) turun 0,9 persen dan indeks layanan komunikasi (.SPLRCL) yang meliputi Alphabet juga turun 0,6 persen.
Saham raksasa Alphabet (GOOGL.O) ditutup turun 15 persen setelah Departemen Kehakiman AS mengatakan akan meminta hakim untuk memaksa Google melepaskan sebagian bisnisnya.
Beberapa saham yang naik adalah saham perusahaan kapal pesiar seperti Norwegian Cruise Line (NCLH.N) dengan kenaikan 10,9 persen, Carnival (CCL.N) naik 7 persen sementara Royal Caribbean Cruises (RCL.N) juga naik 5,2 persen.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga saham saham Arcadium Lithium (ALTM.N) yang melonjak 30,9 persen.
Sedangkan saham Alibaba Group asal China yang tercatat di AS turun 1,6 persen dan PDD Holdings (PDD.O) turun 2,3 persen. Hal ini disebabkan sentimen investor yang mempertanyakan apakah China akan mengumumkan langkah-langkah stimulus baru.
Jumlah saham yang naik melebihi jumlah saham yang turun dengan rasio 1,31 banding 1 di NYSE yang menghasilkan 339 harga tertinggi baru dan 49 harga terendah baru.
Di Nasdaq, 2.164 saham naik dan 2.113 saham turun karena saham yang naik jumlahnya lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,02 banding 1. S&P 500 mencatat 52 tertinggi baru dalam 52 minggu dan dua terendah baru sementara Nasdaq Composite mencatat 88 tertinggi baru dan 133 terendah baru.
ADVERTISEMENT
Di bursa saham AS, 11,09 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata pergerakan 12,04 miliar selama 20 sesi terakhir.