Wall Street Ditutup Menguat, Nasdaq & S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi

11 Desember 2023 6:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari Jumat (8/12), dengan S&P 500 dan Nasdaq mencatat level penutupan tertinggi sejak awal tahun 2022 usai laporan pekerjaan AS mendorong optimisme investor tentang ekonomi soft landing.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters, Senin (11/12), S&P 500 naik 0,41 persen mengakhiri sesi pada 4.604,37 poin. Nasdaq menguat 0,45 persen menjadi 14.403,97 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 0,36 persen menjadi 36.247,87 poin.
Penutupan S&P 500 merupakan yang tertinggi sejak Maret 2022, sedangkan penutupan Nasdaq merupakan yang tertinggi sejak April 2022.
Untuk pekan ini, S&P 500 naik 0,21 persen keenam kalinya berturut-turut mencatat kenaikan mingguan, rekor terpanjang sejak November 2019.
Boneka Snapchat dipajang di NYSE. Foto: REUTERS/Lucas Jackso
Dow naik tipis 0,01 persen untuk pekan ini, juga merupakan kenaikan mingguan keenam berturut-turut, minggu positif terpanjang sejak Februari 2019.
Investor mengurangi spekulasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan Maret setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan nonfarm payrolls meningkat sebanyak 199.000 pekerjaan pada bulan November, dibandingkan dengan proyeksi peningkatan sebanyak 180.000 pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Tingkat pengangguran turun menjadi 3,7 persen, sementara pendapatan rata-rata naik tipis menjadi 0,4 persen pada basis bulanan, dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan 0,3 persen.
Suku bunga berjangka menunjukkan pelaku pasar memprediksi The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan pekan depan, berdasarkan CME FedWatch.
“Penurunan tingkat pengangguran khususnya akan meredakan kekhawatiran resesi dan dengan meningkatnya gaji dan pendapatan, hal ini membuat narasi soft landing tetap berpengaruh,” kata Stuart Cole, Kepala Ekonom Makro Equiti Capital di London.