Wall Street Kembali Menguat Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

24 September 2024 6:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (23/9). Indeks saham global naik pada hari Senin karena para pembuat kebijakan Federal Reserve mengatakan bahwa pemotongan suku bunga besar minggu lalu dibenarkan.
ADVERTISEMENT
Sementara euro melemah terhadap dolar karena aktivitas bisnis ekonomi di zona euro mengecewakan.
Mengutip Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 61,29 poin atau 0,15 persen menjadi 42.124,65, S&P 500 (.SPX) naik 16,02 poin atau 0,28 persen menjadi 5.718,57. Nasdaq Composite (.IXIC) naik 25,95 poin, atau 0,14 persen menjadi 17.974,27.
Adapun tiga pembuat kebijakan Fed mengatakan, pada hari Senin lalu, pemotongan itu dimaksudkan untuk mencoba mempertahankan apa yang mereka lihat sebagai keseimbangan dan dalam ekonomi.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari menyebut pemangkasan itu sebagai keputusan yang tepat, sementara Presiden Bank of Chicago Austan Goolsbee memperkirakan akan lebih banyak pemangkasan suku bunga selama tahun depan.
Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan ekonomi AS mendekati tingkat inflasi dan pengangguran normal dan Fed juga membutuhkan kebijakan moneter untuk menormalisasi.
Federal Reserve. Foto: Shutterstock
Pasar suku bunga berjangka AS telah memperkirakan peluang sebesar 54 persen untuk pemangkasan suku bunga 25 bps pada pertemuan bulan November. Sedangkan 46 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps.
ADVERTISEMENT
Adapun survei yang disusun oleh S&P Global menunjukkan aktivitas bisnis zona euro mengalami kontraksi tajam bulan ini karena industri jasa yang dominan di blok tersebut stagnan, sementara penurunan di sektor manufaktur semakin cepat.
Sebaliknya, aktivitas bisnis AS stabil pada bulan September, tetapi harga rata-rata yang dibebankan untuk barang dan jasa naik dalam enam bulan, yang mungkin menunjukkan percepatan inflasi dalam beberapa bulan mendatang.