Wall Street Kompak Anjlok, Investor Masih Cerna Data PDB AS

31 Mei 2024 6:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Trader Peter Tuchman bekerja di New York Stock Exchange (NYSE) di New York. Foto: REUTERS / Bryan R Smith
zoom-in-whitePerbesar
Trader Peter Tuchman bekerja di New York Stock Exchange (NYSE) di New York. Foto: REUTERS / Bryan R Smith
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street kompak anjlok pada perdagangan Kamis (30/5). Pasalnya, investor masih mencerna data pertumbuhan ekonomi AS.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Biro Analisis Ekonomi, ekonomi AS tumbuh sebesar 1,3 persen di kuartal I 2024 Angka ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yaitu 1,6 persen.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 330,06 poin atau 0,86 persen menjadi 38.111,48, S&P 500 (.SPX) turun 31,47 poin atau 0,60 persen menjadi 5.235,48 dan Nasdaq Composite (.IXIC) kehilangan 183,50 poin atau 1,08 persen menjadi 16,737.08.
Ukuran saham MSCI di seluruh dunia (.MIWD00000PUS), turun 3,22 poin, atau 0,41 persen menjadi 780,94.
“Investor mencerna data PDB, mereka juga menunggu dengan cemas data utama minggu ini-laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS pada bulan April, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Fed AS,” tulis laporan Reuters.
ADVERTISEMENT
Presiden The Fed, Bank of New York, John Williams mengatakan meskipun waktu penurunan suku bunga masih belum jelas, dia tidak melihat adanya kebutuhan untuk menaikkan suku bunga lagi.
Sementara Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan para pejabat Fed mencoba untuk memikirkan apakah perbaikan inflasi lebih lanjut akan memerlukan pengangguran yang lebih tinggi.
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
“Dengan bantuan yang lebih sedikit datang dari peningkatan rantai pasokan dan kekuatan lain yang dapat menurunkan tekanan harga dengan sendirinya,” ungkapnya.
Di sektor Treasury, imbal hasil turun setelah data tersebut menjaga ekspektasi The Fed untuk mulai memangkas suku bunga tahun ini. Imbal hasil AS dengan tenor dua tahun hingga 30 tahun semuanya mencatat penurunan harian terbesar dalam dua minggu setelah mencapai puncak empat minggu pada hari Rabu setelah lelang utang yang lebih lemah dari perkiraan.
ADVERTISEMENT
Imbal hasil obligasi acuan 10-tahun AS turun 7,6 basis poin menjadi 4,548 persen, dari 4,624 persen pada akhir Rabu.
Imbal hasil obligasi bertenor 30 tahun turun 6,3 basis poin menjadi 4,6814 persen dari 4,744 persen dan imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sesuai ekspektasi suku bunga, turun 5,6 basis poin menjadi 4,929 persen dari 4,985 persen .
"Rilis PDB sedikit lebih menggembirakan dari sisi (pengeluaran konsumsi pribadi): revisi kecil ke bawah yang tidak diantisipasi akan memiliki lebih banyak pelemahan," kata Zachary Griffiths, Ahli strategi tingkat investasi senior di CreditSights, di Charlotte, Utara Carolina.