Wall Street Melemah, Tarif Impor Trump Bikin Investor Waspada

16 April 2025 7:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (15/4), di tengah kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian kebijakan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump. Sektor konsumen dan perawatan kesehatan mengalami pelemahan, meski hasil laporan keuangan dari sektor perbankan memberikan sedikit dukungan pada pasar.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 155,83 poin atau 0,38 persen ke level 40.368,96. Sementara itu, S&P 500 (.SPX) melemah 9,34 poin atau 0,17 persen ke 5.396,63, dan Nasdaq Composite (.IXIC) kehilangan 8,32 poin atau 0,05 persen ke posisi 16.823,17.
Saham Bank of America (BAC.N) dan Citigroup (CN) mencatat kenaikan setelah merilis hasil kinerja yang positif. Namun demikian, para eksekutif bank memperingatkan bahwa belanja konsumen AS bisa menghadapi tekanan besar jika ketidakpastian perdagangan yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump terus berlanjut.
Salah satu penekan terbesar di Dow adalah saham Boeing (BA.N), yang anjlok 2,4 persen. Bloomberg melaporkan bahwa China memerintahkan maskapai penerbangannya untuk menghentikan penerimaan pengiriman pesawat Boeing, sebagai respons terhadap keputusan AS yang menetapkan tarif sebesar 145 persen untuk barang-barang asal Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Dokumen Federal Register pada Senin juga menunjukkan bahwa pemerintahan Trump melanjutkan penyelidikan terhadap impor produk farmasi dan semikonduktor, sebagai bagian dari strategi untuk mengenakan tarif tambahan pada sektor-sektor tersebut.
Pengumuman Trump pada 2 April terkait tarif besar telah memicu gejolak pasar dan menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan perang dagang global serta risiko resesi. Meskipun perdagangan tampak lebih tenang minggu ini, kekhawatiran pasar tetap tinggi.
"Pendapatan perusahaan memang cukup baik, tetapi pasar masih dibayangi oleh ketidakpastian tarif dan perdagangan. Itu menjadi satu-satunya katalis utama saat ini," kata Ross Mayfield, Analis Investasi dari Baird.
"Saat tidak ada katalis tersebut, pasar menjadi tidak menentu, seperti yang kita lihat hari ini," tambahnya.
Saham Johnson & Johnson (JNJ.N) turun 0,5 persen setelah perusahaan gagal memenuhi ekspektasi penjualan peralatan medis, meski berhasil melampaui proyeksi pendapatan dan laba kuartal pertama.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Barclays menurunkan peringkat sektor otomotif dan mobilitas AS, dengan alasan bahwa tarif Trump bisa menekan pendapatan produsen mobil. Saham Ford (FN) melemah 2,7 persen, General Motors (GM.N) turun 1,3 persen, dan indeks sektor konsumen diskresioner S&P (.SPLRCD) turun 0,8 persen.
Bank of America berhasil melampaui estimasi laba kuartal pertama berkat pertumbuhan pendapatan bunga, dengan sahamnya ditutup menguat 3,6 persen.
Perusahaan-perusahaan dalam indeks S&P 500 baru mulai melaporkan hasil kuartal I/2025 yang berakhir 31 Maret. Namun, ketidakpastian kebijakan perdagangan AS mengaburkan prospek ke depan, membuat banyak eksekutif perusahaan enggan memberikan panduan pendapatan.
"Jika kita bicara tentang kinerja Q1, itu pada dasarnya terjadi di dunia yang sudah tidak relevan lagi," ujar Mayfield.
ADVERTISEMENT
"Ke depan, semua akan bergantung pada panduan. Saya memperkirakan banyak perusahaan akan berhati-hati dan bahkan mungkin mencabut panduan mereka," pungkasnya.