Wall Street Melemah Tertekan Harga Minyak, Investor Was-was Perang di Timteng

8 Oktober 2024 6:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Senin (7/10). Salah satu sentimen pemicunya akibat perubahan ekspektasi pasar atas pemotongan suku bunga The Fed 50 basis poin (bps) pada November dan dan khawatir tentang dampak konflik Timur Tengah terhadap harga minyak.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters pada Selasa (8/10) Industri Dow Jones (.DJI) turun 398,51 poin atau 0,94 persen menjadi 41.954,24, S&P 500 (.SPX) turun 55,13 poin atau 0,96 persen menjadi 5.695,94 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 213,94 poin atau 1,18 persen menjadi 17.923,90.
Setelah laporan data pekerja dirilis dengan lebih baik dari perkiraan pada hari Jumat (4/10), pasar menarik diri dari taruhan pemotongan suku bunga sebesar 50 bps pada bulan November. Berdasarkan FedWatch CME, pasar memperkirakan terdapat peluang sebesar 86 persen untuk pemotongan sebesar 25 basis poin dan peluang sekitar 14 persen bahwa bank sentral tidak akan memangkas suku bunga sama sekali.
Perubahan ekspektasi pemangkasan suku bunga menyebabkan imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat. Imbal hasil obligasi acuan 10 tahun melampaui 4 persen untuk pertama kalinya dalam dua bulan.
ADVERTISEMENT
Di antara 11 indeks industri utama S&P 500, hanya energi (.SPNY) minyak mentah AS ditutup naik 3,7 persen yang menjadi kenaikan kelima berturut-turut karena kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Timur Tengah.
Penghormatan kepada Ratu Elizabeth muncul di layar papan iklan Nasdaq MarketSite di layar papan iklan Nasdaq MarketSite di Times Square, di New York, AS, Kamis (8/9/2022). Foto: Andrew Kelly/Reuters
Selain itu, penurunan terbesar indeks acuan S&P 500 diakibatkan oleh Apple, setelah Jefferies mengambil alih yang menyebabkan saham tersebut turun 2,3 persen. Sedangkan Amazon.com ditutup turun 3 persen setelah penurunan peringkat Wells Fargo.
Para investor di AS juga bersiap untuk badai Milton yang diperkirakan akan melanda AS minggu ini. Sebelumnya, badai Helene yang masuk badai Kategori-4 telah menewaskan lebih dari 200 orang di enam negara bagian.
“Ini adalah kombinasi berbagai hal selama beberapa hari terakhir, laporan pekerjaan, kerusakan akibat badai, kenaikan harga energi, dan komentar negatif tentang beberapa nama teknologi berkapitalisasi besar," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles.
ADVERTISEMENT
Sentimen pasar terhadap Alphabet (.GOOGL) juga meredam setelah perintah dari hakim AS kepada Google untuk merombak bisnis aplikasi selulernya guna memberi lebih banyak pilihan kepada pengguna ponsel Android.
"Semua hal tersebut digabungkan hanya akan membuat hari menjadi menegangkan, dan berita utama Google mengubah keadaan menjadi penjualan yang lebih agresif dalam satu jam terakhir,” lanjutnya.
James juga bilang kalau konflik Timur Tengah adalah kekhawatiran bagi investor AS. Investor terus khawatir tentang bagaimana Israel akan menanggapi serangan rudal Iran yang dapat berpengaruh pada ekonomi termasuk naiknya harga minyak.
Di Nasdaq, 1.292 saham naik dan 2.988 saham turun karena saham yang turun jumlahnya lebih banyak daripada yang naik dengan rasio 2,31: 1.
S&P 500 mencatat 34 tertinggi baru dalam 52 minggu dan dua terendah baru sementara Nasdaq Composite mencatat 83 tertinggi baru dan 118 terendah baru.
ADVERTISEMENT
Di bursa saham AS, 11,39 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata 12,06 miliar selama 20 sesi terakhir.