Wall Street Melemah Usai Trump Umumkan Rencana Lebih Banyak Pengenaan Tarif

10 Februari 2025 6:25 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Indeks saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Jumat (7/2). Hal ini terjadi setelah Presiden Donald Trump membeberkan rencananya untuk mengumumkan tarif timbal balik pada banyak negara di pekan ini, menyusul data pekerjaan dan sentimen konsumen yang lemah.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, rata-rata Industri Dow Jones (.DJI), turun 444,23 poin, atau 0,99 persen menjadi 44.303,40, S&P 500 (.SPX), turun 57,58 poin, atau 0,95 persen, menjadi 6.025,99 dan Nasdaq Composite (.IXIC), kehilangan 268,59 poin atau 1,36 persen menjadi 19.523,40.
Meskipun Trump tidak menjelaskan negara mana yang akan terkena dampak, akan tetapi dia mengisyaratkan itu akan menjadi upaya luas yang juga dapat membantu memecahkan masalah anggaran AS.
"Hari ini, nada ditetapkan lebih awal dengan laporan penggajian dan dengan cepat orang-orang mengabaikannya begitu percakapan tentang tarif mulai muncul kembali," kata Kepala Strategi Pasar di Nationwide, Mark Hackett, dikutip dari Reuters, Senin (10/2).
Pasar mengawali pekan kedua Februari 2025, Trump mengumumkan tarif perdagangan ke beberapa negara. Namun, ia juga menangguhkan pungutan atas barang dari Meksiko dan Kanada pada Senin pekan lalu.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Jim Watson/AFP
Pada hari yang sama, sebuah survei menunjukkan sentimen konsumen AS turun secara tak terduga pada bulan Februari ke level terendah dalam tujuh bulan. Selanjutnya ekspektasi inflasi meroket menjadi 4,3 persen, tertinggi sejak November 2023.
ADVERTISEMENT
Laporan lain menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari. Hal ini terjadi setelah kenaikan kuat dalam dua bulan sebelumnya. Meskipun tingkat pengangguran sebesar 4 persen kemungkinan akan memberikan alasan bagi Federal Reserve untuk menunda pemotongan suku bunga setidaknya hingga bulan Juni.
Laporan ketenagakerjaan terakhir di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden menunjukkan 598.000 pekerjaan lebih sedikit tercipta dalam 12 bulan hingga Maret lalu dibandingkan perkiraan sebelumnya. Namun, revisi patokan penggajian terakhir lebih kecil dari pengurangan 818.000 pekerjaan yang diperkirakan pada bulan Agustus.
Ketiga indeks andalan Wall Street turun selama seminggu, dengan Dow menghentikan kenaikan beruntun selama tiga minggu dan berakhir 0,54 persen lebih rendah. S&P turun 0,24 persen, sementara Nasdaq turun 0,53 persen.
ADVERTISEMENT
Uber (UBER.N), melonjak 6,6 persen setelah manajer dana lindung nilai milik miliarder Bill Ackman mengungkapkan kepemilikan saham di perusahaan tersebut.
Amazon.com (AMZN.O) anjlok 4,1 persen akibat melemahnya unit komputasi awan, Amazon Web Services.
Pedagang suku bunga berjangka kini memperkirakan the Fed akan memangkas suku bunga hanya satu kali tahun ini, mundur dari proyeksi sebelumnya mengenai dua pemangkasan suku bunga yang akan dimulai pada bulan Juni.
Volume di bursa AS adalah 15,06 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 14,91 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.