Wall Street Melesat, Meski Dibayangi Kenaikan Inflasi

17 Mei 2021 7:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Angela Weiss / AFP
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Angela Weiss / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketiga indeks utama Wall Street melesat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Sinyal perbaikan ekonomi dibayangi kekhawatiran naiknya inflasi.
ADVERTISEMENT
Melansir Reuters, Senin (17/5), Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 365,02 poin atau 1,07 persen menjadi 34.386,47, indeks S&P 500 (SPX) naik 60,01 poin atau 1,46 persen menjadi 4.172,51 dan Nasdaq Composite (IXIC) bertambah 278,15 poin atau 2,12 persen menjadi 13.403,13.
Indeks Wall Street tersebut berada di level kenaikan tertinggi satu hari sejak April. Namun, indeks berada di level mingguan terburuk sejak akhir Februari, akibat kekhawatiran lonjakan harga meskipun Federal Reserve menjamin bahwa lonjakan inflasi tersebut hanya jangka pendek dan bersifat sementara.
"The Fed benar dan kekhawatiran inflasi itu hanya dibesar-besarkan," kata Oliver Pursche, wakil presiden senior di Wealthspire Advisors, di New York.
“Banyak harga turun pada puncak pandemi karena penurunan permintaan dan sekarang harga kembali ke tingkat sebelum pandemi. Saya menyebut ini sementara,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Data ekonomi menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel kembali merosot dan kepercayaan konsumen menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan permintaan mungkin akan kembali menurun.
Indikasi lainnya bahwa aktivitas ekonomi akan segera kembali normal yakni pedoman yang direvisi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, yang menyebut bahwa orang yang telah divaksinasi secara penuh tidak lagi perlu memakai masker di luar ruangan dan dapat menghindari pemakaiannya di beberapa ruangan.
Seorang pria memakai masker berjalan melewati sebuah tanda jalan, Wall Street di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
Seluruh sektor S&P meningkat, dengan sektor energi mencatatkan kenaikan tertinggi yang didorong oleh meningkatnya harga minyak mentah.
Saham Chips memberi dorongan pada sektor teknologi, setelah laporan Reuters menyebut bahwa anggota parlemen di Washington akan mengumumkan proposal USD 52 miliar untuk membantu produksi microchip AS. Indeks Semikonduktor SE Philadelphia naik 3,3 persen.
ADVERTISEMENT
Musim laporan laba kuartal pertama mendekati akhir, dengan 457 konstituen dari S&P 500 telah membukukan hasil. Dari jumlah tersebut, 87 persen labanya melampaui perkiraan konsensus, menurut Refinitiv IBES.
Ritel besar Walmart (WMT.N), Home Depot (HD.N), Target (TGT.N), Lowe's (LOW.N) dan lainnya akan mengumumkan kinerjanya pada pekan ini. Hasilnya akan mempengaruhi laju konsumsi warga AS di kuartal kedua tahun ini
Saham Walt Disney Co (DIS.N) turun 2,3 persen setelah kenaikan pelanggan ke layanan streaming tidak sesuai harapan.
Airbnb Inc (ABNB.O) melaporkan lonjakan pemesanan sebesar 52 persen karena vaksinasi memicu meningkatnya permintaan sewa liburan, mendorong sahamnya naik 2,9 persen.