Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Wall Street Menguat Ditopang Kenaikan Saham Apple Usai Trump Bikin Aturan Baru
15 April 2025 6:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Tiga indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (14/4). Melesatnya saham Apple menjadi pendorong utama kenaikan indeks S&P 500 setelah Gedung Putih mengecualikan smartphone dan komputer dari tarif impor baru.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters, indeks Dow Jones (.DJI) Industrial Average naik 312,08 poin atau 0,78 persen menjadi 40.524,79. Indeks S&P 500 (.SPX) naik 42,61 poin atau 0,79 persen menjadi 5.405,97. Sementara Nasdaq Composite (.IXIC) menguat 107,03 poin atau 0,64 persen ke level 16.831,48.
Sementara itu, indeks volatilitas CBOE (VIX) yang dijuluki sebagai “indeks ketakutan Wall Street” turun menjadi 30,89, terendah sejak 3 April.
Namun secara historis, sinyal tersebut tidak selalu berarti pasar akan turun lebih dalam. Sejauh ini, S&P 500 tercatat masih turun sekitar 8 persen sejak awal tahun.
Ketidakpastian terkait kebijakan tarif di masa depan masih membatasi optimisme pasar. Indeks-indeks utama memang menguat, tetapi tidak mampu mempertahankan level tertingginya di sepanjang hari. Investor masih khawatir dengan bagaimana perusahaan akan menyesuaikan rantai pasokan mereka di tengah potensi perubahan kebijakan tarif selanjutnya.
Pemerintah AS mengumumkan pengecualian tarif tersebut pada Jumat (11/4). Namun, Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Minggu (13/4) bahwa ia akan mengumumkan tarif baru untuk semikonduktor impor dalam pekan ini.
ADVERTISEMENT
Saham-saham teknologi global umumnya menguat menyusul kabar tersebut, terutama bagi perusahaan yang bergantung pada impor dari China. Saham Apple, produsen iPhone, naik 2,2 persen. Dell Technologies melonjak 4 persen, sementara HP menguat 2,5 persen.
Sementara itu, indeks semikonduktor hanya naik tipis 0,3 persen dan saham Nvidia—perusahaan chip terbesar—justru turun 0,2 persen pada perdagangan hari itu.
Perdagangan pada hari Senin (14/4) berlangsung fluktuatif, melanjutkan pola yang terjadi sejak Trump mengumumkan tarif besar-besaran pada 2 April lalu. Kekhawatiran investor bahwa perang dagang global bisa mendorong ekonomi ke jurang resesi telah menyebabkan volatilitas pasar saham yang paling tajam dalam beberapa tahun terakhir.
“Yang terjadi saat ini adalah ketidakpastian yang terus berlanjut. Konsumen, pelaku bisnis, dan investor tidak bisa banyak merencanakan atau berani membuat komitmen untuk belanja jangka panjang,” ujar Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital Advisors, St. Louis, Missouri.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, analis teknikal mencatat bahwa S&P 500 kini memasuki pola death cross, yaitu ketika rata-rata pergerakan 50 hari turun ke bawah rata-rata 200 hari. Pola ini sering dianggap sebagai sinyal kemungkinan berlanjutnya tren penurunan dalam jangka panjang.
Pasar saham AS akan tutup pada Hari Jumat Agung, tetapi pekan ini masih akan diwarnai oleh rilis laporan keuangan dari sejumlah perusahaan besar AS.
Perusahaan-perusahaan telah mulai merilis hasil kinerja kuartal I 2025. Namun, di tengah ketidakpastian tarif, para eksekutif kemungkinan besar akan lebih berhati-hati dalam memberikan proyeksi kinerja ke depan. “Semua orang tahu bahwa masa depan akan sangat berbeda dengan masa lalu, dan para manajemen akan sangat berhati-hati untuk membuat komitmen apa pun,” kata Ellerbroek.
Sementara saham Goldman Sachs naik 1,9 persen pada Senin (11/4) usai melaporkan kenaikan laba kuartal I. Laporan keuangan Netflix dan UnitedHealth juga jadi perhatian pasar pekan ini.
ADVERTISEMENT
Saham Pfizer naik 1 persen setelah mengumumkan penghentian uji coba pil penurun berat badan eksperimental.
Di Nasdaq, saham yang naik mencapai 3.266 dan yang turun 1.200, dengan rasio 2,72:1. Di NYSE, jumlah saham yang menguat mengungguli yang melemah dengan rasio 4,4:1. Volume perdagangan AS mencapai 18,2 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir yang sebesar 18,7 miliar.