Wall Street Menguat, Dow Jones Catat Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

17 Juli 2024 5:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Selasa (16/7). Bahkan, indeks saham Dow Jones Industrial Average mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa pada hari Selasa kemarin.
ADVERTISEMENT
Penguatan ini terjadi setelah data penjualan ritel AS mendukung pandangan bahwa Federal Reserve sedang mendekati siklus pelonggaran, mengekang inflasi sambil menghindari resesi.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI), naik 742,76 poin atau 1,85 persen menjadi 40,954.48. S&P 500 (.SPX) naik 35,98 poin atau 0,64 persen menjadi 5,667.2. Nasdaq Composite (.IXIC) naik 36,77 poin atau 0,2 persen menjadi 18.509,34.
Ketiga indeks saham utama AS menguat hari ini. Namun beberapa saham megacap
dengan pertumbuhan yang lebih lemah, seperti Nvidia Corp (NVDA.O) dan Microsoft Corp (MSFT.O) membatasi kenaikan Nasdaq yang merupakan perusahaan teknologi tertinggi.
Adapun saham berkapitalisasi kecil yang sensitif secara ekonomi memperpanjang kenaikannya. Seperti Russell 2000 (.RUT) yang mencetak kenaikan hari kelima berturut-turut dengan lebih dari 1 persen. Ini merupakan kenaikan beruntun terpanjang sejak April 2000. Sementara indeks naik 3,5 persen menyentuh level tertinggi sejak Januari 2022.
ADVERTISEMENT
Kemudian saham transportasi Dow (.DJT), juga mencatat persentase kenaikan satu hari terbesar sejak November dan mencapai level penutupan tertinggi sejak Agustus 2023 karena investor semakin fokus pada area pasar yang undervalued.
Saham value stocks (.IVX), open tab baru, yang memiliki kinerja lebih buruk lainnya melonjak 1,5 persen.
"Rotasi ini menggarisbawahi kemungkinan penurunan suku bunga pada awal September," kata Greg Bassuk, CEO AXS Investments.
"Perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil merupakan salah satu perusahaan yang memiliki posisi terbaik untuk mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga, dan saat ini kita melihat trifecta pendapatan yang kuat, perekonomian yang tangguh dan keyakinan yang tinggi terhadap penurunan suku bunga pada bulan September," ujarnya.
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan data ekonomi pada hari Selasa. Laporan tersebut menunjukkan bahwa penjualan ritel lebih kuat dari perkiraan.
ADVERTISEMENT
Hal ini memberikan kepastian bahwa belanja konsumen, yang menyumbang sekitar 70 persen perekonomian AS, tetap tangguh meskipun ada kebijakan moneter yang membatasi, dan meredakan kekhawatiran bahwa suku bunga tinggi dapat membawa perekonomian ke dalam resesi.
“Jika Anda melihat data ekonomi, pertumbuhannya melambat namun tidak dalam kecepatan yang mengkhawatirkan,” kata Tom Hainlin, ahli strategi investasi nasional di US Bank Wealth Management.
“The Fed melihat apa yang ingin mereka lihat ini adalah titik manis perekonomian yang melambat namun tidak terlalu banyak dan tidak terlalu cepat," ujarnya.