Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Wall Street Menguat, Investor Yakin Tensi Perang Dagang AS-China Mereda
5 Februari 2025 6:27 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street , ditutup menguat pada perdagangan Selasa (4/2). Penguatan itu fiprngaruhi karena investor optimistis terhadap terobosan perdagangan antara AS dan China setelah Presiden Donald Trump menunda tarif untuk Kanada dan Meksiko.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Rabu (5/2), Industri Dow Jones (.DJI) naik 134,13 poin atau 0,30 persen menjadi 44.556,04. S&P 500 (.SPX) naik 43,31 poin atau 0,72 persen menjadi 6.037,88, dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 262,06 poin atau naik 1,35 persen menjadi 19.654,02.
Tarif baru AS sebesar 10 persen atas impor China mulai berlaku pada hari Selasa, yang ditanggapi China dengan mengenakan tarif atas barang-barang AS.
Trump menegaskan tetap mengenai tarif sebesar 25 persen pada barang-barang dari Meksiko dan Kanada, tetapi menyetujui jeda selama 30 hari pada Senin sebagai imbalan atas konsesi perbatasan dan kejahatan dari kedua negara.
"Presiden begitu cepat menawarkan penangguhan eksekusi selama 30 hari bagi Meksiko dan Kanada, sehingga Anda mendapat gambaran bahwa mungkin yang sebenarnya ia coba lakukan adalah menerima deklarasi kemenangan cepat yang tidak banyak berubah dari perspektif perdagangan," jelas Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research.
ADVERTISEMENT
Tiga pejabat Federal Reserve sempat memperingatkan pada hari Senin bahwa tarif perdagangan membawa risiko inflasi, sementara salah satu pejabat berpendapat bahwa ketidakpastian atas prospek harga menyebabkan pemotongan suku bunga lebih lambat daripada sebaliknya.
Penguatan Wall Street kali ini didukung oleh menguatnya indeks saham energi (.SPNY) yang memimpin kenaikan S&P, naik 2,18 persen sementara indeks utilitas (.SPLRCU) dan kebutuhan pokok konsumen (.SPLRCS) kehilangan pijakan.
Selain itu, ada Palantir (PLTR.O) yang melonjak 24 persen setelah perusahaan analisis data itu memperkirakan pendapatan kuartal pertama dan tahunan di atas perkiraan Wall Street.
Saham teknologi Alphabet (GOOGL.) turut naik 2,6 persen menjelang hasil kuartalannya. Meski demikian Google membukukan laba yang tidak sesuai harapan karena perlambatan dalam bisnis komputasi awannya (Drive). Saham Google turun lebih dari 7 persen dalam perdagangan setelah pasar.
ADVERTISEMENT
Ada juga saham PayPal (PYPL.O) yang justru turun 13,2 persen setelah margin operasi raksasa teknologi pembayaran digital itu menyusut pada kuartal keempat.
Perusahaan bioteknologi Illumina (ILMN.O) juga turun 5,3 persen, sementara PVH Corp (PVH.N) yang merupakan perusahaan induk untuk merek termasuk Calvin Klein, merosot hampir 1 persen setelah China menempatkan perusahaan tersebut dalam daftar entitas tidak dapat diandalkan.
Dari 211 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan laba untuk kuartal keempat, 76,8 persen melaporkan laba di atas ekspektasi analis, menurut kartu skor laba S&P. Maka, laba yang kuat juga turut mempengaruhi optimisme investor.
Live Update