Wall Street Menguat Jelang The Fed Umumkan Suku Bunga, Dow Jones Naik 1,4 Persen

14 Desember 2023 6:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Wall Street ditutup meroket pada Rabu (13/12) usai hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat tergelincir ke level terendah sejak Agustus. Pemicunya adalah The Fed yang terpantau akan mengakhiri siklus pengetatan dan memberikan sinyal akan menurunkan suku bunga acuan atau adanya nada dovish.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 512,3 poin, atau 1,4 persen, menjadi 37.090,24, S&P 500 (.SPX) 63,39 poin, atau 1,37 persen, pada 4.707,09 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 200,57 poin, atau 1,38 persen, pada 14.733,96.
Ketiga indeks saham utama AS melonjak ke penutupan tertinggi baru untuk tahun ini setelah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mempertahankan suku bunga target dana Fed Fund tidak berubah pada 5,25 persen hingga 5,50 persen.
Dow mencatat rekor penutupan tertinggi, mengonfirmasi bahwa rata-rata industri blue-chip telah berada dalam pasar bullish sejak akhir September tahun lalu.
Dalam pernyataannya, The Fed mengakui bahwa inflasi telah mereda dan menyiratkan bahwa siklus pengetatan suku bunga mungkin telah berakhir. Dot plotnya, yang memperkirakan potensi arah kebijakan moneter ke depan, mengisyaratkan bahwa biaya pinjaman yang lebih rendah mungkin akan terjadi pada tahun 2024.
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
CEO AXS Investments di New York Greg Bassuk mengatakan hal ini sebagai hadiah untuk pasar modal AS memulai tahun 2024.
ADVERTISEMENT
"Investor menyambut perubahan sentimen Fed ke arah sikap yang lebih dovish. Hal ini benar-benar menggarisbawahi perdagangan yang telah dilakukan investor selama beberapa minggu terakhir; bahwa suku bunga akan menurun di tahun mendatang," kata Bassuk, dikutip dari Reuters pada Kamis (14/13).
Hal lain yang menunjukkan bahwa inflasi terus merosot dan akan sampai pada target tahunan The Fed sebesar 2 persen adalah data ekonomi menunjukkan harga produsen (PPI) AS tidak berubah pada bulan November.
“Beberapa faktor yang kami yakini mendorong perubahan sentimen ini adalah data CPI dan PPI minggu ini yang menunjukkan lebih banyak konsistensi dalam lintasan penurunan inflasi,” tambah Bassuk.
“Hal ini memungkinkan The Fed untuk mendapatkan keyakinan lebih besar bahwa tindakan hawkishnya telah mulai mencapai tujuannya,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Minggu terakhir 2023 akan menjadi pekan yang sibuk bagi bank sentral, Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Inggris akan mengumumkan keputusan kebijakan pada hari Kamis.
Pedagang sedang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Getty Images/Spencer Platt
Saham-saham Eropa mengakhiri sesi yang tenang dengan kerugian nominal karena sebagian besar investor menghindari taruhan berisiko menjelang keputusan Fed.
Indeks STOXX 600 pan-Eropa (.STOXX) menurun 0,06 persen dan indeks saham MSCI di seluruh dunia (.MIWC00000PUS) naik 1,22 persen.
Saham-saham negara berkembang mengalami penurunan sebesar 0,07 persen. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS) ditutup melemah 0,03 persen, sedangkan Nikkei Jepang (.N225) naik 0,25 persen.
Imbal hasil Treasury anjlok setelah keputusan The Fed, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun turun ke level terendah sejak Agustus, dan imbal hasil obligasi dua tahun, yang mencerminkan ekspektasi suku bunga, menyentuh level terlemah sejak awal Juni.
ADVERTISEMENT
Obligasi obligasi 10 tahun naik harga 50/32 menjadi 4,0183 persen, dari 4,206 persen pada penutupan Selasa (12/12). Harga obligasi 30 tahun naik 71/32 menjadi menghasilkan 4,1795 persen, dari 4,304 persenpada penutupan Selasa.
Dolar membalikkan kenaikannya terhadap sekeranjang mata uang dunia (.DXY) , melemah setelah bank sentral memproyeksikan penurunan suku bunga pada tahun 2024. Indeks dollar (.DXY) turun 0,93 persen, dan euro menguat 0,81 persen menjadi USD 1,08.
Yen Jepang menguat 1,72 persen terhadap greenback pada 142,99 per USD, sementara Sterling terakhir diperdagangkan pada USD 1,2624, naik 0,50 persen hari ini.
Harga minyak bangkit kembali setelah jatuh ke posisi terendah dalam enam bulan pada hari Selasa akibat penarikan mingguan yang lebih besar dari perkiraan dari penyimpanan minyak mentah AS dan ketika serangan terhadap sebuah kapal tanker di Laut Merah mengancam pasokan minyak Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Minyak mentah AS naik 1,25 persen menjadi USD 69,47 per barel, sementara Brent menetap di USD 74,26 per barel, naik 1,39 persen hari ini. Emas melonjak melawan melemahnya greenback, melampaui level USD 2.000 per ounce. Harga emas di pasar spot bertambah 2,2 persen menjadi USD 2,023.86 per ounce.