Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Wall Street Menguat, Optimisme Tumbuh di Tengah Meredanya Ketegangan Dagang
28 April 2025 6:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Bursa saham Wall Street ditutup menguat pada Jumat (26/4). Kenaikan ini terjadi seiring para investor mencermati laporan laba perusahaan serta mencari tanda-tanda meredanya ketegangan dalam sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 20,10 poin atau sebesar 0,05 persen menjadi 40.113,50. S&P 500 (.SPX) menguat 40,44 poin atau naik 0,74 persen ke posisi 5.525,21, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 216,90 poin atau melonjak 1,26 persen menjadi 17.382,94.
S&P 500 dan Nasdaq terdorong oleh penguatan saham-saham tujuh perusahaan besar yang berfokus pada kecerdasan buatan, sementara indeks Dow tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
Di sisi lain, saham berkapitalisasi kecil Russell 2000 (.RUT) menikmati kenaikan mingguan dalam persentase terbesar sejak November tahun lalu.
Pasar juga menyambut positif kabar dari Beijing yang mengecualikan beberapa produk impor asal Amerika Serikat dari tarif sebesar 125 persen, meski China membantah klaim tentang negosiasi baru yang disampaikan oleh mantan Presiden Donald Trump. Langkah ini menyusul pernyataan de-eskalasi dari Menteri Keuangan Scott Bessent, menjadi sinyal terbaru bahwa kedua ekonomi terbesar dunia ini mulai meredakan ketegangan dagang yang selama berminggu-minggu mengguncang pasar.
ADVERTISEMENT
"Kami melihat akhir yang bagus untuk minggu yang cukup kuat," kata Greg Bassuk, CEO di AXS Investments di New York.
"Minggu ini dimulai dengan sentimen jual yang kuat tetapi diikuti oleh pemulihan yang sangat kuat. Ini adalah minggu yang cukup kuat dan sebagian besar dipicu oleh rasa de-eskalasi perang dagang dengan Tiongkok."
Dari sisi laporan keuangan, musim laporan laba kuartal pertama berjalan cukup positif. Hingga saat ini, sebanyak 179 perusahaan dalam indeks S&P 500 telah melaporkan kinerjanya, dengan 73 persen di antaranya berhasil melampaui ekspektasi analis, berdasarkan data dari LSEG.
Para analis kini memperkirakan pertumbuhan laba agregat S&P 500 untuk periode Januari hingga Maret sebesar 9,7 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan proyeksi 8,0 persen pada awal April.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, investor mulai mengalihkan perhatian dari kinerja kuartal pertama menuju proyeksi masa depan, terutama mengingat banyak perusahaan mulai menurunkan atau menarik panduan mereka di tengah ketidakpastian ekonomi dan melemahnya belanja konsumen.
Sementara itu, laporan akhir dari Universitas Michigan mengenai sentimen konsumen bulan April menunjukkan adanya revisi ke atas. Namun, indeks tersebut masih berada di level terendah sejak Juli 2022, dengan ekspektasi inflasi yang tetap tinggi.
Di antara sebelas sektor utama S&P 500, sektor konsumen diskresioner (.SPLRCD) dan teknologi (.SPLRCT) memimpin penguatan, sedangkan sektor material (.SPLRCM) mencatatkan kerugian persentase terbesar.
Saham Alphabet, induk dari Google, naik sebesar 1,7 persen setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan Google Cloud sebesar 28 persen, yang sekaligus menunjukkan hasil dari investasinya dalam bidang kecerdasan buatan. Sebaliknya, saham Intel anjlok 6,7 persen usai perusahaan chip tersebut memberikan prakiraan pendapatan dan laba yang lebih lemah dari ekspektasi pasar.
ADVERTISEMENT