Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Wall Street Menguat, Sinyal Damai Perang Tarif AS-China Jadi Sentimen Positif
5 Mei 2025 6:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Saham-saham di Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (2/5), menandai pekan kedua berturut-turut yang mengalami kenaikan. Kinerja positif ini didorong oleh data ekonomi yang kuat serta potensi meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) melesat 564,47 poin atau 1,39 persen ke level 41.317,43. Indeks S&P 500 (.SPX) menguat 82,54 poin atau 1,47 persen ke 5.686,68, dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 266,99 poin atau 1,51 persen ke posisi 17.977,73.
Secara mingguan, indeks S&P 500 mencatat kenaikan sebesar 2,9 persen, Dow Jones menguat 3 persen, dan Nasdaq tumbuh 3,43 persen.
S&P 500 mencetak reli sembilan hari berturut-turut, menyamai rekor kenaikan yang terakhir kali terjadi pada 2004. Sementara itu, Dow Jones juga mencatatkan kenaikan selama sembilan hari berturut-turut, pertama kali sejak Desember 2023.
Perekonomian AS tercatat menambah 177.000 lapangan kerja pada April, melampaui ekspektasi pasar, sementara tingkat pengangguran tetap stabil di level 4,2 persen. Data ini berhasil meredakan kekhawatiran akan potensi perlambatan ekonomi, menyusul laporan Departemen Perdagangan yang menunjukkan kontraksi produk domestik bruto (PDB) AS untuk pertama kalinya dalam tiga tahun akibat lonjakan impor yang dipicu tarif.
ADVERTISEMENT
Pemerintah China pada Jumat (2/5) mengkonfirmasi bahwa mereka tengah mengevaluasi tawaran dari Washington untuk membuka kembali pembicaraan terkait tarif impor sebesar 145 persen yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump atas produk-produk asal China.
Perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia ini telah lama menjadi perhatian investor, karena kedua pihak tampak enggan untuk mengalah dan konflik ini telah menimbulkan gejolak di pasar global. Namun, keputusan Trump untuk mencabut sebagian tarif memberikan angin segar dan membantu indeks saham AS pulih dari tekanan sebelumnya. S&P 500 kini telah menghapus penurunan yang terjadi setelah pengumuman tarif “Hari Pembebasan” pada 2 April lalu dan justru naik 0,3 persen dari penutupan tanggal tersebut. Indeks Nasdaq pun kembali ke level sebelum 2 April.
“Saya pikir hari ini menunjukkan bahwa ekonomi jauh lebih kuat dan lebih tangguh dari yang diduga banyak orang, meskipun dihadapkan pada berbagai tarif dan kekhawatiran terkait tarif tersebut,” ujar Thomas Hayes, Chairman Great Hill Capital di New York.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, saham Apple turun hampir 4 persen setelah perusahaan mengurangi program pembelian kembali saham sebesar USD 10 miliar. CEO Tim Cook juga mengungkapkan bahwa tarif dapat menambah beban biaya sebesar USD 900 juta pada kuartal ini.
Saham dari kelompok “Magnificent Seven” menunjukkan performa beragam, dengan Meta Platforms naik 4,3 persen, Nvidia menguat 2,6 persen, sementara Amazon turun tipis 0,1 persen. Saham energi seperti Chevron dan ExxonMobil masing-masing naik 1,6 persen dan 0,4 persen setelah melaporkan hasil kinerja kuartalan.
Saham Block anjlok 20 persen usai merevisi turun proyeksi laba tahun 2025 dan gagal memenuhi ekspektasi pasar atas kinerja kuartalannya. Saham Take-Two Interactive, produsen gim video, juga turun hampir 7 persen setelah pengumuman penundaan perilisan “Grand Theft Auto VI” hingga Mei 2026.
ADVERTISEMENT
Di Bursa Efek New York atau New York Stock Exchanga (NYSE), saham yang naik mengungguli yang turun dengan rasio 3,81 banding 1. Tercatat ada 144 saham mencetak rekor tertinggi baru dan 47 saham menyentuh level terendah. S&P 500 membukukan 12 level tertinggi 52 minggu dan 3 level terendah, sementara Nasdaq mencatat 51 tertinggi baru dan 38 terendah.
Sementara volume perdagangan di bursa AS mencapai 15,99 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 19,3 miliar saham per hari selama 20 hari perdagangan terakhir.