Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Wall Street Menguat Usai Penjualan Ritel AS Januari Melesat
16 Februari 2023 6:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Indeks saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup lebih tinggi pada Rabu (15/2). Hal ini seiring dengan imbal hasil Treasury AS setelah data penjualan ritel AS untuk Januari naik paling tinggi dalam hampir dua tahun.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Kamis (16/2), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 38,78 poin atau 0,11 persen menjadi 34.128,05, S&P 500 (.SPX) naik 11,47 poin atau 0,28 persen menjadi 4.147,6 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 110,45 poin atau 0,92 persen menjadi 12.070,59.
Kondisi ini juga menunjukkan ekonomi yang tangguh sembari memicu kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga lebih lanjut. Adapun setelah dua penurunan bulanan berturut-turut, Departemen Perdagangan mengatakan penjualan ritel melonjak 3,0 persen bulan lalu. Angka tersebut merupakan kenaikan terbesar sejak Maret 2021, setelah turun 1,1 persen yang tidak direvisi pada Desember.
Direktur Pelaksana Granite Wealth Management, Bruce Zaro, menjelaskan data pada Selasa yang menunjukkan kenaikan inflasi bulanan di bulan Januari merupakan bukti peningkatan belanja konsumen. Berdasarkan data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja, inflasi AS 6,4 persen secara tahunan (yoy) pada indeks harga konsumen (IHK) di Januari 2023.
ADVERTISEMENT
Sementara secara bulanan inflasi di Januari 2023 naik 0,5 persen. Angka ini di atas konsensus pasar yakni 0,4 persen (secara bulanan) dan 6,2 persen (yoy). Hal ini turut menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed akan mempertahankan kenaikan suku bunga lebih lama dari yang diharapkan beberapa investor.
"Ini semua tentang The Fed. Karena angka-angka seperti penjualan ritel keluar cukup kuat, ini lebih banyak makanan bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga, mungkin dengan kecepatan yang lebih rendah, tetapi, paling tidak, untuk mempertahankannya lebih tinggi lebih lama," kata Zaro.
Lebih lanjut, beberapa investor ragu keuntungan dapat berlanjut. Kepala Investasi Rockefeller Global Family Office, Jimmy Chang, mengaku kesulitan untuk membenarkan kenaikan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
"Kami melihat estimasi pendapatan masih turun dan saya juga tidak berpikir kita keluar dari kesulitan dengan risiko resesi. Saya pikir banyak kekuatan bersifat sementara," pungkas Chang.