Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Wall Street Menguat Usai Trump Berencana Longgarkan Tarif untuk China
24 Maret 2025 5:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Indeks saham utama di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (21/3), didorong pernyataan Presiden Donald Trump yang membuka peluang pelonggaran tarif terhadap China.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Senin (24/3), indeks Dow Jones naik tipis 0,08 persen ke level 41.985, S&P 500 juga menguat 0,08 persen menjadi 5.667, dan Nasdaq Composite naik lebih tinggi sebesar 0,52 persen ke 17.784.
Kenaikan pasar saham ini terjadi setelah Trump menyatakan akan lebih fleksibel dalam kebijakan tarif terhadap China dan berencana berbicara dengan perwakilan China dalam waktu dekat. Ia menegaskan kembali bahwa tarif tersebut bertujuan memperkecil defisit perdagangan AS dengan Negeri Tirai Bambu.
Sebelumnya, ketidakpastian terkait waktu dan besaran tarif sempat menekan pasar dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini membayangi prospek keuntungan perusahaan dan mempersulit investor dalam memprediksi arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).
Namun, beberapa indikator menunjukkan bahwa tekanan tersebut mulai mereda. Indeks S&P 500, misalnya, naik lebih dari 1 persen pada Rabu (19/3) setelah pengumuman kebijakan The Fed yang memutuskan mempertahankan suku bunga dan memberi sinyal kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini.
ADVERTISEMENT
“Ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan dari pemerintahan Trump, kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi AS, dan arah kebijakan moneter The Fed jadi alasan utama pasar masih bergerak hati-hati,” ujar Michael Arone, Kepala Strategi Investasi AS di State Street Global Advisors, Boston.
Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menambahkan bahwa bank sentral masih butuh waktu untuk melihat bagaimana kebijakan Trump mempengaruhi perekonomian AS.
Dari sisi korporasi, saham FedEx anjlok 6,45 persen setelah perusahaan pengiriman paket ini memangkas proyeksi laba dan pendapatan tahun penuh, dengan alasan melemahnya ekonomi industri AS. Saham pesaingnya, UPS, ikut turun 1,61 persen.
Kedua saham tersebut ikut menekan Indeks Transportasi Dow Jones yang sempat turun hingga 2,7 persen sebelum akhirnya ditutup hanya turun 0,2 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Nike menjadi saham dengan performa terburuk di indeks Dow Jones, melemah 5,46 persen setelah merilis proyeksi penurunan pendapatan kuartal IV yang lebih besar dari perkiraan analis.
Sebaliknya, Boeing naik 3,06 persen setelah memperoleh kontrak dari pemerintah untuk memproduksi jet tempur canggih bagi Angkatan Udara AS. Di sisi lain, pesaingnya Lockheed Martin turun 5,79 persen.
Perdagangan Jumat juga ditandai dengan berakhirnya kontrak derivatif triwulanan untuk saham, opsi indeks, dan kontrak berjangka, atau dikenal dengan istilah “triple witching”, yang kerap meningkatkan volatilitas pasar.
Pada sesi tersebut, S&P 500 mencatatkan 9 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan 16 rekor terendah baru. Sementara Nasdaq membukukan 38 tertinggi baru dan 188 terendah baru.
ADVERTISEMENT
Total volume perdagangan di bursa AS mencapai 21,05 miliar saham—jauh di atas rata-rata 16,47 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir. Ini menjadi sesi perdagangan tersibuk sejak 7 Januari 2025.