Wall Street Terpengaruh Rilis Data Harga Produsen

14 Agustus 2023 6:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS.
 Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Jumat (11/8). Sementara imbal hasil Treasury AS naik setelah pembacaan inflasi Juli menunjukkan harga naik sedikit lebih cepat dari yang diharapkan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Senin (14/8), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 105,25 poin menjadi 35.281,4. S&P 500 (.SPX) kehilangan 4,78 poin menjadi berakhir pada 4.464,05 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 76,18 poin menjadi berakhir pada 13.644,85.
"Untuk minggu ini Dow naik 6,2 persen, S&P turun 0,3 persen dan Nasdaq turun 1,9 persen," tulis laporan tersebut.
Kepala Investasi di Huntington National Bank, John Augustine mengatakan reaksi pasar obligasi terhadap data inflasi berdampak besar di pasar saham.
"Ini adalah imbal hasil obligasi yang mendorong hari ini. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi umumnya menurunkan Nasdaq," kata Augustine.
Pedagang sedang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Getty Images/Spencer Platt
Lebih lanjut, pemerintah AS melaporkan bahwa indeks harga produsen (PPI) naik 0,8 persen dalam 12 bulan menjelang Juli. Hal tersebut ditopang oleh biaya layanan yang meningkat.
ADVERTISEMENT
Meskipun para pedagang umumnya memperkirakan Federal Reserve menahan diri dari pengetatan kondisi kredit untuk sisa tahun ini, taruhan untuk tidak ada kenaikan suku bunga pada September turun menjadi 88,5 persen dari 90 persen sebelum data dirilis.
Di sisi lain, imbal hasil surat utang pemerintah AS dua tahun bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga jangka pendek, atau naik menjadi 4,88 persen.
Langkah ini membebani saham-saham teknologi besar. Sebab, suku bunga yang tinggi dapat memperlambat ekonomi dan melemahkan kemampuan perusahaan-perusahaan untuk mencapai proyeksi pertumbuhan.
Suku bunga yang lebih tinggi juga dapat membuat obligasi berbunga menjadi alternatif yang menarik daripada saham bagi beberapa investor yang menghindari risiko.