news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wamen BUMN: Kalau Seluruh Perusahaan Negara IPO, Bisa Kalahkan Temasek

6 Oktober 2020 11:15 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin di Kementerian BUMN.  Foto: Dok. Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin di Kementerian BUMN. Foto: Dok. Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin menyatakan, aset seluruh BUMN yang jumlahnya ratusan lebih dari Rp 8.000 triliun. Jumlah ini bahkan lebih besar dari total aset negara. Sedangkan pendapatan seluruh BUMN sebelum ada pandemi mencapai Rp 2.400 triliun per tahun, setara dengan APBN.
ADVERTISEMENT
Dengan pendapatan per tahun setara APBN, jika seluruh BUMN ini dilepas ke pasar saham atau melakukan Initial Public Offering atau IPO dengan rasio harga penjualan saham atau sales to price ratio sebelum pandemi COVID-19 dikali 3 hingga 4 kali lipat, maka nilai BUMN di market mencapai USD 480 miliar.
"Nah, kita suka bandingkan BUMN dengan Temasek (superholding BUMN Singapura) dan Khazanah (superholding BUMN Malaysia). Nilai USD 480 miliar itu setara atau mungkin lebih besar dari Temasek dan pasti lebih besar dari Khazanah," kata Budi dalam acara diskusi Lemhanas secara virtual, Selasa (6/10).
Ilustrasi Gedung Kementerian BUMN. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Nilai market IPO seluruh BUMN itu juga hampir mendekati dengan dana abadi (Sovereign Wealth Fund/SWF) yang dikelola Abu Dhabi Investment Authority senilai USD 500 miliar. Sedangkan SWF paling besar dimiliki Norwegia mencapai USD 1.200 miliar.
ADVERTISEMENT
"Jadi dengan kondisi BUMN sekarang saja yang saya tidak bisa bilang sangat bagus, kalau secara teoritis, kita IPO kan seluruh BUMN yang ada dengan sales to price ratio pasar sebelum COVID, pemerintah akan miliki satu institusi dengan dana lebih besar dari Temasek karena tinggal dikali 3," ujarnya.
Saat ini, dari ratusan BUMN, hanya segelintir perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) di antaranya BRI, BNI, BTN, Mandiri, Timah Indonesia, Antam, Bukit Asam, Wijaya Karya, Waskita Karya, Jasa Marga, Garuda Indonesia, dan Kimia Farma.
Pembentukan subholding di BUMN permigasan oleh Menteri BUMN Erick Thohir beberapa bulan lalu, salah satunya agar bisa meng-IPO-kan anak usaha Pertamina.