Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Wamen BUMN Sebut Investor Sudah Mulai Selektif Danai Startup yang Masih Rugi
4 September 2023 14:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Rosan, saat ini siklus pendanaan startup sudah mulai berubah. Berdasarkan pengalamannya di dunia usaha sebelum di pemerintahan, investasi di startup dulu kebanyakan untuk pengembangan operasional atau pasar.
"Sekarang terjadi shifting dari investasi yang mempertimbangkan nilai pasar atau valuasi, sekarang menjadi tidak hanya valuasi tapi juga bisa menghasilkan untung ke depan," kata dia saat penandatanganan Merah Putih Fund, Senin (4/9).
Rosan menyebutkan, para modal ventura (venture capital) harus melakukan analisis komprehensif, baik dari segi operasional maupun legal, oleh sebabnya investasi di startup menurutnya tidak mudah.
"Investasi di startup tidak mudah, karena nature atau sifatnya perusahaan startup rata-rata pasti mereka masih dalam posisi rugi belum menghasilkan keuntungan, konsep ini harus dipahami," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Pada saat investasi mereka (investor) tanya kapan untung atau labanya, bottomline profitable-nya kapan, sebagai perusahaan kan mereka harus untung juga karena kalau terus rugi harus di-inject ini akan menjadi pertanyaan," tambah Rosan.
Meski begitu, lanjut Rosan, bukan berarti startup yang masih rugi jangan diberikan pendanaan. Pemahaman ini harus disamakan sebab sifat dari investasi startup itu memang berbeda dari perusahaan yang sudah mapan.
"Sangat jarang hampir tidak ada di dunia, perusahaan hasilkan keuntungan pada saat mereka dalam proses pengembangan usaha, sangat jarang, ini juga harus menjadi pemahaman bersama-sama," tegas Rosan.
Rosan menuturkan, saat ini Indonesia memiliki 12 startup berstatus unicorn, dan 2 decacorn. Sementara potensi ekonomi digital Indonesia sudah mencapai USD 77 miliar pada tahun 2022 dan akan meningkat menjadi USD 130 miliar pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
"Kita itu punya tidak hanya infrastruktur tapi talent, kapasitas, size buat kita menjadi besar dalam ciptakan unicorn dan decacorn, saya yakin angka ini akan bertambah secara gradual dan pasti melihat potensi kita masih begitu banyak yang belum digali," pungkasnya.