news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wamen BUMN: Secara Teknis Garuda Indonesia Sudah Bangkrut!

9 November 2021 16:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
27
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, buka-bukaan soal kondisi maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia. Menurut dia, secara teknis Garuda Indonesia sudah bangkrut.
ADVERTISEMENT
Tiko, sapaan Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan kondisi tersebut berdasarkan neraca keuangan yang mendera Garuda. Saat ini, negatif ekuitas Garuda mencapai USD 2,8 miliar atau setara Rp 40 triliun. Setiap bulan, negatif ekuitas bertambah USD 100 sampai Rp 150 juta atau setara Rp 1,5 hingga Rp 2 triliun.
"Garuda sudah technically bankrupt, sehingga dibutuhkan upaya restrukturisasi massif yang kemudian akan membutuhkan permodalan baru dari pemegang saham atau investor strategis," kata Tiko dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Selasa (9/11).
Tata kelola perseroan yang buruk di masa lalu ditambah dengan merebaknya pandemi, memperparah kondisi Garuda Indonesia. Alhasil, mulai terjadi tunggakan gaji karyawan hingga telat-telat dalam penyelesaian utang ke Himbara.
Belum lagi permasalahan korupsi, mark-up nilai pesawat, hingga kasus penerimaan suap dan pencucian uang di masa lalu.
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 373-800 NG dengan desain masker baru sebagai bagian dari kampanye penggunaan masker di tengah pandemi COVID-19. Foto: ADEK BERRY/AFP
Selain itu, posisi utang Garuda saat ini tercatat sebesar USD 9,8 miliar. Bila dirinci, paling banyak merupakan utang kepada lessor yakni senilai USD 6,3 miliar.
ADVERTISEMENT
Sementara di sisi lain, aset Garuda saat ini adalah sebesar USD 6,9 miliar. Ini diperburuk pendapatan bulanan Garuda menyentuh titik terendah, yakni USD 20 juta.
Menurut Tiko, keterpurukan secara ekonomi itu selain disebabkan oleh pandemi COVID-19, juga karena salah kelola perusahaan di masa lalu.
"Jadi saya sering ditanya Garuda ini kinerjanya turun karena apa? Apakah karena korupsi atau pandemi? Ya dua-duanya, bukan salah satu. Jadi terdampak karena dua-duanya yang membuat kondisi Garuda saat ini tidak baik," kata Tiko.