Wamen ESDM Sebut RI Masuk BRICS Bisa Perluas Pasar Produk Tambang

8 Januari 2025 17:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung di kantor Kementerian ESDM, Jumat (3/1/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung di kantor Kementerian ESDM, Jumat (3/1/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan keputusan Indonesia menjadi anggota penuh forum ekonomi BRICS bisa memperluas pasar ekspor produk pertambangan.
ADVERTISEMENT
Yuliot menyebutkan, pihak Kementerian ESDM tengah mempelajari dampak dari keanggotaan Indonesia di BRICS, terutama dari sisi pemanfaatan pasar ekspor.
Sebab, menurut Yuliot, anggota BRICS lainnya seperti India dan China memiliki penduduk yang besar, sehingga kebutuhan akan produk mineral dan batu bara (minerba) khususnya, menjadi sangat tinggi.
"Dengan kita masuk BRICS dalam rangka pemanfaatan pasar itu kan pasar ekspor seperti India, China, kan mereka populasinya cukup besar, potensi pasarnya cukup besar," kata dia saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Rabu (8/1).
Yuliot memastikan Kementerian ESDM tengah memikirkan dengan komprehensif dampak lain dari keanggotaan Indonesia di forum ekonomi BRICS.
Sebelumnya, Indonesia resmi menjadi anggota penuh forum ekonomi BRICS usai diumumkan oleh pemerintah Brasil selaku ketua organisasi tahun ini pada Senin (6/1).
ADVERTISEMENT
Sejumlah kapal tongkang bermuatan batu bara melintas perairan Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (6/11/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
BRICS merupakan kumpulan negara yang mulanya hanya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa). Kemudian berkembang luas, dengan masuknya Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Terakhir Indonesia disetujui masuk.
Kemlu melihat bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan negara berkembang lainnya, berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan demikian, salah satu keuntungannya adalah dapat berkolaborasi dan bekerja sama dengan negara berkembang lainnya secara lebih baik.
Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani mengatakan, Apindo melihat BRICS lebih banyak berorientasi pada isu geopolitik dibandingkan pada harmonisasi kebijakan ekonomi yang konkret.
Meski demikian, lanjut Shinta, Apindo juga memandang keanggotaan penuh Indonesia dalam BRICS sebagai peluang strategis untuk mendiversifikasi mitra dagang dan investasi, di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan keanggotaan ini juga membuka peluang besar memperluas kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara Indonesia dengan negara-negara BRICS, sekaligus mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
"Sekaligus sebagai peluang untuk mendorong perekonomian ke level yang lebih tinggi. Kadin Indonesia terus berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam memastikan manfaat keanggotaan BRICS dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia," tutur Arsjad.