Wamen ESDM Ungkap RI Masih Terlalu Bergantung ke Pembangkit Batu Bara

20 November 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung saat pidato dalam acara Electricity Connect 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta pada Rabu (20/11/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung saat pidato dalam acara Electricity Connect 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta pada Rabu (20/11/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengungkapkan Indonesia masih terlalu bergantung pada pembangkit listrik tenaga batu bara. Penggunaan listrik dari pembangkit listrik tersebut mencapai 67 persen, angka ini berada di atas target awal di 65 persen
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat dari sisi target APBN pada tahun 2024, ini kita mengharapkan ketersediaan energi listrik yang berasal dari batu bara itu sekitar 65 persen. Tetapi dari realisasi, ya ternyata ketergantungan kita terhadap energi batu bara ini masih relatif tinggi dibandingkan target, sekitar 67 persen," ungkap Yuliot saat pidato dalam acara Electricity Connect 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta pada Rabu (20/11/2024).
Dalam paparannya, Yuliot menjelaskan target penggunaan pembangkit listrik batu bara dalam APBN 2024 adalah 65,72 persen, disusul target penggunaan pembangkit dari gas bumi 17,72 persen, biomassa 1,02 persen, BBM + BBN 3,06 persen, air 6,88 persen, panas bumi 5,33 persen serta energi baru terbarukan (EBT) jenis lain 0,25 persen.
Foto udara aktivitas tempat penampungan batu bara di tepi Sungai Batanghari, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (20/6/2024). Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Yuliot mendorong penggunaan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT). Ia menyebut Indonesia memiliki potensi pemanfaatan EBT yang cukup tinggi. Untuk potensi energi surya, saat ini Indonesia memiliki potensi sebesar 3.294 gigawatt (GW) namun baru dimanfaatkan 675 megawatt (MW).
ADVERTISEMENT
Yuliot juga mengungkapkan potensi EBT lain seperti energi hidro dan bioenergi. Namun pemanfaatannya masih cukup kecil hingga saat ini.
"Kemudian untuk hidro, ini kita memiliki potensi sekitar 95 gigawatt, yang termanfaatkan baru sekitar 6,6 gigawatt. Untuk bioenergi ini sekitar 57 gigawatt, ya sementara pemanfaatan baru sekitar 3,4 gigawatt," ujar Yuliot.
Yuliot menuturkan terdapat potensi gasifikasi batu bara yang sampai hari ini baru dimanfaatkan sebesar 250 MW. Selain itu, ada potensi angin sebesar 155 MW yang baru dimanfaatkan 152 MW.
“Gasifikasi batu bara, ini ada potensi yang belum kita manfaatkan. Ya sementara di dalam pelaksanaanya ini kita sudah memanfaatkan gasifikasi batu bara sebesar 250 megawatt, sementara untuk angin kita memiliki potensi sekitar 155 gigawatt, baru termanfaatkan sekitar 152 megawatt,” jelasnya.
ADVERTISEMENT