Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
Wamen Investasi Anggap IHSG Ambruk Bukan Masalah: Pasar Fluktuatif Itu Biasa
18 Maret 2025 15:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, merespons Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 5,02 persen dan membuat perdagangan saham sempat dibekukan. Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG merosot 6,12 persen.
ADVERTISEMENT
Todotua menilai melemahnya IHSG bukan sebuah masalah besar. Menurutnya, kondisi pasar saham memang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam negeri maupun global.
"Enggak ada masalah (IHSG ambruk). Yang namanya market kan kondisionalnya banyak. Market, bicara kita pasar saham itu kan kondisionalnya bisa dalam global. Secara internal negara kita maupun kondisional global. Faktornya banyak," ujar Todotua kepada wartawan di kantor Kementerian Investasi, Selasa (18/3).
Todotua menekankan pemerintah tetap fokus pada konsistensi dalam merencanakan dan mengeksekusi kebijakan investasi. Langkah-langkah percepatan terus dilakukan agar Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik, terlepas dari dinamika jangka pendek di pasar saham.
"Tetapi yang perlu kita lihat adalah bahwa pemerintahan ini akan secara konsisten merencanakan dan mengeksekusi dan melakukan beberapa percepatan-percepatan," ujar Todotua.
ADVERTISEMENT
Todotua menilai sentimen di pasar keuangan sangat bergantung pada kepercayaan investor terhadap kebijakan pemerintah. Ia menegaskan pergerakan pasar saham yang naik turun merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
"Namanya, itu tadi, kan pasar itu based on trust. How they look pemerintahannya itu bekerjanya seperti apa. Dan berbicara pasar ya fluktuatif naik turun itu biasa," terang Todotua.
Todotua memastikan pemerintah juga terus berupaya meningkatkan transparansi dan kepastian hukum dalam perdagangan dan investasi. Dengan penataan yang lebih baik serta perencanaan yang matang, ia yakin pasar akan merespons lebih positif dalam jangka panjang.
"Tapi kan kita ngeliat bagaimana sekarang pelaksanaan perdagangan hukum, yang sudah mulai kita endorse dengan lebih baik, dan penataan, perencanaan, dan konsep berbicara investasi dan realisasi ini yang market liat, dan akan lihat ke depannya apabila pemerintah konsisten dalam menjalankan ini semua, saya pikir akan lebih baik," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan kejatuhan IHSG, investor asing juga tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 26,92 triliun secara year to date (ytd). Meskipun angka ini cukup besar, Todotua tidak melihatnya sebagai ancaman bagi stabilitas investasi di Indonesia.
"Iya, balik lagi. Kontrol market itu kan diferensiasinya banyak. Tapi itu tadi balik lagi bagaimana kita konsisten aja menjalankan operasi ini," tegas Todotua.
Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,02% ke 6.146.