Wamen LH Sebut Kemenkeu Masih Menimbang-nimbang Penerapan Pajak Karbon

22 April 2025 12:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diaz Hendropriyono berjalan tiba di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diaz Hendropriyono berjalan tiba di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono mengatakan saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih menimbang penerapan pajak karbon.
ADVERTISEMENT
Kata Diaz, pengimplementasian pajak karbon tergantung bagaimana keputusan dari Kemenkeu, sebab menurutnya ranah pajak karbon ada di Kemenkeu.
"Kementerian Keuangan sepertinya masih menilai apakah pajak karbon ini patut untuk diimplementasikan saat ini, atau menunggu saat nanti perdagangan sudah lebih banyak," ucap Diaz kepada awak media di Kantor BEI, Jakarta, Selasa (22/4).
Sampai saat ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemenkeu belum berdiskusi lebih lanjut lagi mengenai pajak karbon ini.
"Waktu itu Pak Menteri (LH) sudah meminta untuk ada pajak karbon," lanjutnya.
Sedangkan, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyebut proses aturan terkait pajak bursa karbon sedang berjalan.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik di Kantor BEI, Jakarta, Rabu (9/4). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
Kata dia, BEI tak terlalu intens terlibat dalam diskusi tentang pajak karbon. Sebab, BEI hanya sebagai penyelenggara Bursa.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak terlalu intens terlibat dalam diskusi tentang pajak karbon. Karena kami adalah penyelenggara," kata Jeffrey kepada wartawan di kesempatan yang sama.
Pasalnya, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan tertanggal 26 September 2023 hingga 17 April 2025 nilai transaksi Bursa Karbon mencapai Rp 77,91 miliar dengan volume transaksi sebanyak 1.598.703 ton CO2 ekuivalen.
"Volume transaksi hampir mencapai 1,6 Juta ton CO2 ekuivalen dengan value transaksi hampir Rp 80 miliar," kata Iman di acara CarboNEX, Kantor BEI, Jakarta, Selasa (22/4).
Selain itu, Iman mengungkap total pengguna jasa terpantau meningkat. Di mana, pada awal pembukaan dari 16 partisipan menjadi 111 pengguna jasa per 17 April 2025, angka ini meningkat 587 persen.
Di sisi lain, aktivitas retirement juga meningkat dari angka 6.290 ton menjadi 979.834 ton. Menurut Iman, jumlah transaksi yang terjadi di Bursa Karbon RI saat ini belum maksimal.
ADVERTISEMENT