Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Wamenaker: Merger GoTo-Grab Perlu Pertimbangan Aspek Nasionalisme
13 Mei 2025 11:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer menanggapi isu rencana merger antara dua perusahaan transportasi daring besar, GoTo dan Grab, dengan menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek nasionalisme dalam keputusan bisnis.
ADVERTISEMENT
“Kita berharap jangan sampai merger, biarkan tetap ada wajah anak bangsa di negeri sendiri. Gojek ini kan simbol anak bangsa, merah putih. Bukan berarti saya anti perusahaan asing,” kata Immanuel saat dihubungi kumparan, Selasa (13/5).
Ia menilai, bila GoTo bergabung dengan Grab yang berbasis di Singapura, potensi aliran dana ke luar negeri akan meningkat dan bisa merugikan kepentingan nasional.
“Kalau Gojek menyerah ke Grab, ya itu bukan Indonesia lagi, tapi Singapura. Nanti uangnya dibawa ke luar, ke sana, tanpa regulasi kita,” tambahnya.
Immanuel juga mengajak para pelaku usaha untuk mengedepankan semangat membangun bangsa, bukan semata mengejar keuntungan. Ia menyarankan GoTo berkomunikasi dengan pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian, jika menghadapi kendala.
“Kalau ada masalah, sampaikan saja ke Kemenperin. Diskusikan solusinya, jangan langsung ambil langkah merger,” ujar Immanuel.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Koalisi Ojol Nasional (KON) juga menyatakan penolakan terhadap rencana merger Grab-GoTo. Ketua Presidium KON, Andi Kristiyanto, menilai kebijakan perusahaan hasil merger berpotensi memengaruhi pendapatan mitra pengemudi dan penjual.
“Mitra pengemudi bisa dirugikan, sistem order dan tarif bisa makin ketat,” kata Andi. Ia mendesak pemerintah membatalkan rencana merger demi melindungi penghasilan mitra ojol dan mencegah meningkatnya pengangguran.