Wamenkeu Buka Suara soal Penghematan Anggaran Rp 750 Triliun

18 Februari 2025 15:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazar di Kompleks Parlemen RI, Senin (20/5/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazar di Kompleks Parlemen RI, Senin (20/5/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara buka suara soal penghematan anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo pada tahun 2025 yang jumlahnya mencapai Rp 750 triliun.
ADVERTISEMENT
Menurut Suahasil, penghematan anggaran tersebut merupakan hasil penyisiran yang dilakukan pemerintah sejak tahun lalu. Menurut dia, penyisiran dilakukan dari berbagai sektor, termasuk BUMN.
"Penghematan anggaran yang disampaikan oleh Bapak Presiden itu ada beberapa tahun lalu kita juga sudah melakukan penyisiran," kata Suahasil kepada wartawan di Kompleks DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2).
Adapun Presiden Prabowo sebelumnya menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1/2025. Prabowo memangkas APBN 2025 senilai Rp 306,69 triliun, yakni Rp 256,1 triliun dari belanja kementerian/lembaga dan Rp 50,59 triliun dari transfer ke daerah (TKD).
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II Thomas Djiwandono mendatangi rumah Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada Selasa (15/10/2024). Foto: Ghifari/kumparan
Namun pada saat pidatonya di HUT Gerinda, Presiden Prabowo mengatakan total penghematan anggaran yang dilakukan jumlahnya mencapai Rp 750 triliun.
Dia merinci, ada tiga putaran penghematan, yakni penghematan putaran pertama senilai Rp 300 triliun yang diambil dari Bagian Anggaran Bendara Umum Negara (BA BUN).
ADVERTISEMENT
Putaran kedua penyisiran yang dilakukan hingga satuan 9 dari APBN. Awalnya penghematan mencapai Rp 308 triliun. Namun kemudian Rp 58 triliun di antara dikembalikan lagi ke belanja 17 kementerian dan lembaga.
Putaran ketiga penghematan senilai Rp 300 triliun dari dividen Badan Usaha Milik Negara. Dari total tersebut, Rp 100 triliun dikembalikan ke BUMN untuk modal kerja.