Wamenkeu: RI Perlu Dana Rp 4.000 T untuk Kurangi Emisi Karbon 29 Persen

8 Maret 2023 11:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjadi pembicara pada acara IBEX 2019 di Fairmont Hotel, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjadi pembicara pada acara IBEX 2019 di Fairmont Hotel, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah mendorong potensi pertumbuhan ekonomi baru. Hal ini demi mencapai target pengurangan emisi karbon dan pemulihan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, Indonesia memerlukan dana sekitar Rp 4.002,44 triliun dalam waktu sepuluh tahun untuk memenuhi target Nationally Determined Contribution (NDC), yakni pengurangan emisi karbon sebesar 29 persen.
"Untuk berkontribusi menangani perubahan iklim, Indonesia membutuhkan dana sekitar 4.002,44 triliun dalam waktu 10 tahun untuk memenuhi target NDC pengurangan emisi sebesar 29 persen," ujar Suahasil dalam webinar Standard Chartered Bank World of Wealth 2023: Accelerating to Blue and Green, Selasa (7/3).
"Ini harus ditanggung bersama, kontribusi dari seluruh pihak baik pemerintah, swasta, masyarakat dan dari keseluruhan perekonomian,” lanjutnya.
Suahasil juga menuturkan, pemerintah akan terus menjaga kondisi perekonomian dari sisi APBN dan mendorong percepatan dari kegiatan ekonomi di seluruh Indonesia. Pertumbuhan ekonomi domestik ditargetkan sebesar 5 persen tahun ini, sementara inflasi 3,6 persen.
ADVERTISEMENT
"Ini menjadi suatu kombinasi perekonomian yang akan memperkuat daya tahan Indonesia di tengah kondisi global yang masih akan tetap challenging,” katanya.
Webinar Standard Chartered Bank World of Wealth 2023: Accelerating to Blue and Green
Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kolaborasi dan sinergi semua pihak sangat penting dalam menghadapi berbagai risiko dan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini.
"Terutama karena kami melihat masih ada ruang untuk mendorong konsumsi dan investasi yang bersumber dari tabungan rumah tangga (menengah atas) dan korporasi, yang meningkat di signifikan di masa pandemi tetapi belum dioptimalkan kembali untuk ekspansi dan belanja pasca penghentian PPKM saat ini," katanya.
Sementara itu, Head of Wealth Management, Standard Chartered Indonesia, Meru Arumdalu, menjelaskan bahwa 65 persen investor saat ini lebih aktif mengelola kekayaan dan mengubah strategi investasi sesuai dengan tantangan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Wealth Expectancy 2022, sebanyak 52 persen investor di Indonesia berharap dapat meningkatkan investasi di sektor berkelanjutan di tahun ini. Menurut Meru, Standard Chartered juga berupaya untuk memberikan produk keuangan holistik, berorientasi gaya hidup, dan berkelanjutan.
"Dan sejalan dengan komitmen dan aspirasi keberlanjutan kami di tingkat global, Standard Chartered kini juga menawarkan serangkaian pilihan produk berprinsip keberlanjutan di portofolio kami," tambahnya.