Wamenperin: Industri Hijau Bukan Lagi Pilihan, Tapi Keharusan

18 Desember 2024 20:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza. Foto: Kemenperin
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza. Foto: Kemenperin
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan bahwa industri hijau bukan lagi sebuah pilihan, namun harus dilakukan. Menurutnya, sektor industri memiliki peran strategis dalam mendukung komitmen nasional untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
ADVERTISEMENT
Sektor industri di Indonesia juga memiliki target yang lebih ambisius, yaitu mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, satu dekade lebih cepat dari target nasional. Untuk mewujudkan target tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merintis berbagai upaya seperti menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk Subsektor Industri Prioritas.
Selanjutnya, menyiapkan kebijakan pengurangan emisi industri, mekanisme pertukaran emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan nilai ekonomi karbon sektor industri. Kemudian, memperkuat ekosistem industri hijau dan mengembangkan ekonomi sirkular.
“Transformasi industri menuju industri hijau bukan lagi merupakan sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi masa depan bangsa dan bumi kita,” ujar Faisol dalam Kick-off The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025, Rabu (18/12).
Pada tahun ini, Pusat Industri Hijau Kemenperin mencatat pengurangan emisi GRK sektor IPPU yang mencapai 6,92 juta ton CO2eq dan berhasil melampaui target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030. Selanjutnya, peningkatan efisiensi biaya industri hijau mencapai 7,31 persen dari yang sebelumnya 6,71 persen.
ADVERTISEMENT
Peningkatan jumlah perusahaan industri tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH) setiap tahunnya yang kini menjadi 146 perusahaan, serta terdapat 25 SIH baru ditetapkan, sehingga total SIH mencapai 62 standar hingga hari ini. Catatan tersebut merupakan tonggak penting pencapaian dan target bagi Kementerian Perindustrian.
Pada tahun 2025, Kemenperin akan kembali menggelar AIGIS 2025. Salah satu sorotan utama lainnya dalam Kick-off AIGIS 2025 adalah peluncuran Green Industry Service Company (GISCO) Prepatory Framework, sebuah inisiatif strategis yang dirancang untuk mempercepat transformasi industri menuju keberlanjutan melalui pengembangan ekosistem yang terintegrasi, mencakup pendanaan, teknologi, dan layanan pendukung lainnya.
Selain itu, dilakukan peluncuran Sistem Elektronik Layanan Sertifikasi Industri Hijau (SELASIH) sebagai bagian dari SIINas yang merupakan platform pelaksanaan sertifikasi industri hijau.
ADVERTISEMENT
Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin juga menyerahkan Sertifikat Validasi dan Verifikasi Emisi GRK pertama kepada salah satu perusahaan industri yang divalidasi dan diverifikasi oleh Lembaga Validasi dan Veriikasi (LVV) internal Kemenperin.
“Nota kesepahaman tersebut menegaskan kolaborasi strategis antar pihak dalam penyusunan kajian dekarbonisasi industri, serta kajian untuk meningkatkan daya saing industri nasional dalam memenuhi berbagai persyaratan terkait penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), pengungkapan emisi, dan regulasi serupa baik di tingkat nasional maupun internasional,” jelas Kepala BSKJI Kemenperin, Andi Rizaldi.