Wamentan Buka Suara soal Polemik Susu Ikan di Makan Bergizi Gratis

11 September 2024 19:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono usai konferensi pers Nota Keuangan RAPBN 2025, Jumat (16/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono usai konferensi pers Nota Keuangan RAPBN 2025, Jumat (16/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono angkat bicara mengenai polemik susu ikan yang disebut akan menjadi alternatif pengganti susu sapi dalam Program Makan Bergizi dan Susu Gratis presiden terpilih Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Sudaryono yang merupakan eks Asisten Pribadi Prabowo tersebut mengaku belum mengikuti lebih lanjut perihal susu ikan tersebut. Dia memperkirakan, susu ikan yang dimaksud adalah susu yang mengandung ikan.
Sebab, menurut dia kemungkinan susu ikan yang dimaksud bukan seperti susu sapi atau susu kambing yang dihasilkan dari hewan pada periode menyusui. Hal ini dikarenakan ikan bukan hewan yang menyusui.
Sudaryono juga mengatakan hampir semua bahan baku Program Makan Bergizi dan Susu Gratis yang akan dijalankan pemerintahan Prabowo kelak memang menjadi urusan kementerian tempatnya bekerja. Hanya saja, mengenai urusan ikan ini, bukan tanggung jawab Kementerian Pertanian (Kementan).
“Begini begini sebenarnya tujuan nya apa sih makan bergizi itu, tujuannya adalah memberikan protein yang cukup bagi anak anak kita kalau kita lihat satu kotak nasi dan rencengannya semua itu kan domain Kementan selain ikan,” jelas Sudaryono.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kabar mengenai akan adanya susu ikan dalam Program Makan Bergizi dan Susu Gratis bermula dari Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto yang menyebut pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi (mega farm) butuh waktu dua hingga tiga tahun. Untuk itu, ID FOOD mengkaji alternatif selain produk susu sapi.
“Pengadaan susu dari mega farm butuh dua sampai tiga tahun, yang diusulkan maunya pengadaan awalnya maksimalkan ke peternak lokal di seluruh Indonesia,” kata Sis Apik kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Rabu (4/9).
“Tapi jika tidak mungkin ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi misal dari ikan ada juga,” imbuhnya.