Wamentan Sudaryono Ingin Pupuk Indonesia dan Bulog Ada di Bawah Kendali Kementan

28 September 2024 9:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memberikan paparan dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan TA 2025 di Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memberikan paparan dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan TA 2025 di Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengusulkan Pupuk Indonesia dan Perum Bulog berada di bawah Kementerian Pertanian (Kementan). Menurutnya, hal itu diperlukan guna memudahkan koordinasi dalam rangka mengakselerasi pembangunan pertanian nasional.
ADVERTISEMENT
Sudaryono menjelaskan usulan itu tidak mengubah organisasi perusahaan pelat merah tersebut. Hanya saja, kata Sudaryono, Kementan perlu menjadi leading sektor pangan, mulai dari hulu hingga ke hilir. Sebab, selama ini lembaga-lembaga di bidang pangan terkesan berjalan sendiri-sendiri.
"Kita ingin bagaimana, ini kita tidak mengubah organisasi. Intinya organisasi tetap ada di situ semua tapi 'Ketua Kelasnya' adalah Menteri Pertanian. Karena selama ini pupuknya yang ngurus Menteri BUMN, perdagangan pupuknya Menteri Perdagangan. Kemudian si petani yang ngurus pertanian. Begitu panen Bulog punya BUMN lagi. Kita tidak bisa perintah Bulog untuk menyerap hasil panen petani," kata Sudaryono melalui keterangan tertulis, dikutip pada Sabtu (28/9).
Nantinya, usulan agar Kementan dapat memimpin sektor pangan akan diajukan melalui Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengelolaan pertanian yang akan dilakukan pada tahun 2025. Dengan begitu, Sudaryono ingin produktivitas pertanian nasional meningkat dan stabilitas, serta pasokan harga di hilir dapat terjaga.
ADVERTISEMENT
"Tahun depan kita coba mengajukan Peraturan Presiden di mana nanti Pupuk Indonesia, termasuk Bulog dan Kementerian Pertanian menjadi satu (perintah di bawah Kementan)," ujar Sudaryono.
Sudaryono ingin kedua BUMN tersebut tidak hanya mencari keuntungan, melainkan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan produktivitas pertanian nasional.
Sudaryono mengungkapkan alokasi kuota pupuk subsidi di tahun 2024 telah ditambah dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton. Menurutnya, hal tersebut akan memberikan rasa optimistis dalam mewujudkan swasembada pangan.
"Tanggung jawab Pupuk Indonesia tidak hanya cari untung, tapi bagaimana juga tanggung jawab produktivitas pertanian kita naik," harapnya.