Wamentan Usul Susu Jangan Dulu Masuk Program Makan Bergizi Gratis

17 Agustus 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono usai konferensi pers Nota Keuangan RAPBN 2025, Jumat (16/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono usai konferensi pers Nota Keuangan RAPBN 2025, Jumat (16/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengusulkan agar susu tidak dulu dimasukkan dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) karena masih bergantung pada impor.
ADVERTISEMENT
Sudaryono menjelaskan, pemerintah memastikan seluruh bahan baku penunjang makan bergizi gratis dipenuhi di dalam negeri, baik itu sayur, ikan, ayam, nasi, dan lain sebagainya.
Dia mengakui bahwa pemerintah masih memiliki pekerjaan besar dalam penyediaan susu segar yang masih bergantung pada impor sapi hidup. Sebab, butuh investasi besar untuk membangun ekosistem peternakan sapi, baik lahan maupun infrastrukturnya.
"Ya kalau kita sih berharap susu tidak dimasukkan dulu. Kalau kita impor ngapain? You know, diganti dengan telur, diganti dengan ayam, yang penting kan cakupan gizinya," ungkapnya saat ditemui usai konferensi pers Nota Keuangan RAPBN 2025, Jumat (16/8).
Sejumlah siswa menyantap makanan bergizi gratis saat simulasi program makan siang gratis di SD Negeri Jagalan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2024). Foto: ANTARAFOTO/Maulana Surya
Sudaryono memastikan kecukupan bahan pokok yang termasuk Cadangan Pangan Pemerintah untuk menunjang program makan bergizi gratis, terutama beras yang dikuasai negara melalui Perum Bulog. Namun, dia mengakui masih ada kekhawatiran dari sisi daging dan susu.
ADVERTISEMENT
"Kita ini dari semua makan, itu yang masih was-was lah ya terkait swasembadanya itu susu sama daging. Telur, ayam sudah swasembada, sayur aman, beras kita tinggal kita tingkatkan itu saja," imbuh Sudaryono.
Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, Sudaryono mengatakan pemerintah tengah fokus membahas secara intensif bersama kementerian terkait mengenai penyediaan pasokan susu sapi.
"Susu sama sapi itu kan populasinya kecil, konsumnya besar, terus selama ini kita dininabobokan dengan impor. Nah itu yang kita sedang atur bagaimana supaya kita kurang-kurangi impor, syukur-syukur bisa swasembada," pungkas Sudaryono.
Siswa menunjukkan makanan bergizi gratis saat simulasi program makan siang gratis di SD Negeri Tugu, Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2024). Foto: ANTARAFOTO/Maulana Surya
Sebelumnya, Kapoksi Pengolahan Tanaman Pangan, Direktorat PPHTP Kementan, Mulyono, mengatakan pihaknya menargetkan peningkatan produksi pangan di tahun 2025 untuk mengakomodasi program-program pemerintah baru.
"Kita harus menyikapi kebutuhan makan siang gratis ini bergizi tentunya, kecukupan produksinya harus di dalam negeri, baik nanti kita siapkan beras, kedelai, tahu, sayur-sayur dan dagingnya itu semua harus tentunya dicukupi di dalam negeri," ujar Mulyono saat diskusi kontribusi energi terhadap produktivitas pertanian, Selasa (16/7).
ADVERTISEMENT
Mulyono mengatakan, target produksi pangan di 2025 meliputi padi sebanyak 56,03 juta ton, jagung KA 28 persen 22 juta ton dan jagung KA 14 persen 16 juta ton.
Kemudian, kedelai sebesar 350 ribu ton, ubi kayu 28,7 juta ton, ubi jalar 1,57 juta ton, kacang tanah 361 ribu ton, dan kacang hijau 166 ribu ton.
"Kalau bicara padi di tahun 2025 nanti kita menargetkan kurang lebih 56 juta ton untuk gabah kering gilingnya didorong, begitu juga jagung kurang lebih ada 22 juta ton, ini juga kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang hijau juga itu menjadi perhatian kita semua bagaimana dalam hal mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri," tutur Mulyono.
ADVERTISEMENT