Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Wanti-wanti Janet Yellen soal Efek Tingginya Suku Bunga ke Pengelolaan Utang AS
26 Mei 2024 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen mengatakan, prospek suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka panjang akan mempersulit pengendalian kebutuhan pinjaman atau utang AS.
ADVERTISEMENT
“Kami telah menaikkan perkiraan suku bunga,” kata Yellen pada hari Jumat dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News, dikutip Minggu (26/5).
“Itu memang membuat perbedaan. Hal ini membuat upaya untuk menjaga defisit dan beban bunga tetap terkendali menjadi lebih sulit," imbuhnya.
Yellen memastikan negara tetap berada pada lintasan fiskal yang berkelanjutan. Dia menegaskan pentingnya pembayaran bunga utang yang disesuaikan dengan inflasi dibandingkan PDB.
Adapun, rasio utang AS melonjak pada tahun lalu, namun Gedung Putih memperkirakan rasio tersebut akan stabil di sekitar 1,3 persen pada dekade mendatang.
“Saya tidak memiliki aturan yang tegas, namun saya tidak ingin melihatnya melebihi 2 persen,” katanya.
Dia sebelumnya mengatakan perkiraan pemerintah menghasilkan biaya utang yang normal secara historis.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dia mengungkapkan melonjaknya suku bunga adalah alasan utama mengapa prospek ekonomi AS memburuk. Federal Reserve secara agresif menaikkan suku bunga mulai tahun 2022 untuk memerangi inflasi, sehingga menjadikan biaya pembayaran utang pemerintah menjadi lebih mahal.
Dalam proposal anggaran tahunan terbarunya, Gedung Putih memproyeksikan imbal hasil Treasury 10 tahun sebesar 3,7 persen pada awal tahun 2030. Suku bunga surat utang negara, yang mirip dengan suku bunga acuan The Fed, telah naik sekitar setengah poin persentase dalam proyeksi jangka panjang tersebut.
“Kami telah memasukkan banyak langkah pengurangan defisit dalam anggaran untuk menjaga beban bunga pada tingkat yang kami anggap bertanggung jawab secara fiskal,” kata Yellen.
“Kami akan membuka negosiasi pajak,” kata Yellen, menyinggung pertarungan legislatif mengenai pemotongan pajak yang disahkan pada tahun 2017 di bawah kepemimpinan mantan Presiden Donald Trump yang akan berakhir pada akhir tahun 2025.
ADVERTISEMENT