Wanti-wanti Jokowi dan IMF di Tengah Memanasnya Konflik Hamas-Israel

15 Oktober 2023 7:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi meninjau panen padi di Desa Karanglayung, Sukra, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (13/10/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi meninjau panen padi di Desa Karanglayung, Sukra, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (13/10/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memanasnya konflik Hamas-Israel dikhawatirkan dapat berdampak ke melejitnya harga komoditas. Bahkan, bisa juga menyebabkan meningkatnya angka inflasi bagi negara-negara Asia.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mewanti-wanti perang tersebut akan menaikkan harga minyak mentah yang berdampak pada harga BBM di Indonesia. Hal itu diutarakan Jokowi dalam acara Rapat Kerja Nasional Projo VI di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Sabtu (14/10).
“Ini nanti harga energi bisa naik gara-gara perang Palestina dan Israel harga energi itu artinya bensin, Pertamax, Pertalite. Saya bukan ingin menakut-nakuti, tapi bisa kejadian karena kalau perang enggak selesai pasti harga BBM global akan naik,” ujar Jokowi pada Sabtu (14/10).
Ketika terjadi konflik antarnegara, salah satu dampak yang umum ditimbulkan adalah terganggunya pasokan energi, termasuk dalam kasus konflik Israel dan Hamas. Selain krisis energi, Jokowi juga menyinggung krisis yang disebabkan oleh perang Rusia dengan Ukraina yang hingga kini belum rampung.
ADVERTISEMENT

IMF Minta Asia Waspadai Kenaikan Harga Komoditas dan Inflasi

Seorang pria berlari di jalan saat api berkobar setelah roket diluncurkan dari Jalur Gaza, di Ashkelon, Israel, Sabtu (7/10/2023). Foto: Amir Cohen/REUTERS
Menurut Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, Krishna Srinivasan, konflik yang kembali meletus pada Sabtu pekan lalu tersebut dapat menyebabkan harga komoditas naik hingga berdampak buruk pada kondisi perekonomian nasional negara-negara di Asia.
“Berbicara tentang konflik tersebut, kami menyoroti bahwa dalam kaitannya dengan guncangan harga komoditas dapat menjadi salah satu risiko negatif yang menyebabkan inflasi dapat meningkat,” tutur Krishna, dikutip pada Sabtu (14/10).
Krishna menyarankan negara-negara di Asia, termasuk Indonesia untuk tetap mengikuti kebijakan moneter dan tidak terburu-buru menurunkan suku bunga sebelum inflasi kembali menurun, sesuai target yang dibidik.
Krishna menjelaskan, ada hal yang perlu diperhatikan mengenai tingkat inflasi di Asia. Salah satunya adalah inflasi yang mulai meningkat terlambat di Asia dibandingkan dengan wilayah lain di dunia.
ADVERTISEMENT
“Ketika mulai meningkat, kenaikannya tidak sebesar di belahan dunia lain, dan kini penurunannya jauh lebih besar dibandingkan wilayah lain,” kata Krishna.