Wapres Ma’ruf Amin Minta Insentif Eksplorasi Panas Bumi Diperbaiki

20 September 2023 16:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wapres Ma'ruf Amin meresmikan Masjid KH Hasyim Asy'ari di Ma'had Bahrul Huda, Tuban, Jawa Timur, Kamis (10/8).  Foto: Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wapres Ma'ruf Amin meresmikan Masjid KH Hasyim Asy'ari di Ma'had Bahrul Huda, Tuban, Jawa Timur, Kamis (10/8). Foto: Setwapres
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, meminta perbaikan insentif dan kualitas data dalam eksplorasi panas bumi. Sebab, pemerintah berkomitmen terus mendorong mengembangkan panas bumi melalui skema bisnis yang lebih menjanjikan dan pengembangan inovasi teknologi yang terjangkau.
ADVERTISEMENT
"Pertama saya minta dilakukan perbaikan kualitas data serta insentif dalam kegiatan eksplorasi panas bumi sebagai upaya menurunkan risiko pengembangan panas bumi di indonesia sekaligus untuk menjaga harga jual listrik panas bumi yang lebih kompetitif," kata Ma’ruf Amin dalam pembukaan The 9th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (20/9).
Ma’ruf mengatakan, pemerintah telah menyediakan insentif eksplorasi panas bumi dalam bentuk pendanaan melalui program pembiayaan infrastruktur sektor panas bumi dan program mitigasi risiko sumber daya panas bumi.
Ilustrasi panas bumi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Saya harap para pengembang panas bumi dapat memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya. Tiga, pembangkit panas bumi diharapkan dapat berkontribusi dorong pertumbuhan ekonomi lokal khususnya dalam pembangunan infrastruktur dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ma’ruf Amin berharap kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) bisa mencapai sekitar 700 GW pada tahun 2060, yang berasal dari sumber hydro, angin, energi, arus laut dan panas bumi.
"Dengan dukungan ini diharapkan tahun 2060 kapasitas pembangkit panas bumi di indonesia akan mencapai 22 GW," tutur Ma’ruf.
Selain itu, dibutuhkan dukungan program dan perbaikan mekanisme untuk menarik banyak peminat pengembang panas bumi di indonesia. Misalnya, program penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi yang selama ini telah dilakukan oleh Kementerian ESDM.
"Perlu diperluas di lokasi-lokasi yang datanya belum mencukupi untuk mempermudah pengembang (panas bumi)," ujarnya.