Wapres Ma'ruf Minta Anggaran 2024 Difokuskan Tanggulangi Kemiskinan di Desa

9 November 2023 15:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wapres Ma'ruf Amin menyoroti soal pengentasan penduduk miskin di perdesaan yang cenderung tertinggal dibandingkan dengan di wilayah perkotaan.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, perlu perhatian dan intervensi untuk tangani masalah kemiskinan di wilayah perdesaan, antara lain melalui optimalisasi implementasi Dana Desa.
"Lakukan refokusing anggaran 2024 agar lebih berpihak pada wilayah perdesaan. Prioritaskan desa dengan jumlah rumah tangga dalam kategori desil 1 dan 2, serta afirmasi pada kantong kemiskinan dan wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar," kata Ma'ruf saat memberikan arahan Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal Tahun Berjalan untuk Kategori Kinerja Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Tahun 2023 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (9/11).
Menurut dia, berdasarkan data BPS tingkat kemiskinan nasional per Maret 2023 mencapai 9,36 persen. Padahal, RPJMN 2020-2024 menargetkan tingkat kemiskinan nasional bisa diturunkan menjadi 6,5 persen sampai 7,5 persen.
Wakil Presiden Maruf Amin dalam acara pencanangan Gerakan Nasional Perlindungan Pekerja Rentan dan Penyerahan Penghargaan Jaminan Sosial Ketenagakarjaan Paritrana Award 2021, di Istana Wapres, Kamis (27/10). Foto: Iwan Heru - Biro Pers Sekretariat Wakil Presiden
"Untuk itu, perlu pendekatan kebijakan khusus melalui berbagai program di kementerian/lembaga dan pemda," katanya.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf juga meminta agar dana insentif yang diberikan ke daerah dapat dimaksimalkan untuk memperkuat strategi penghapusan kemiskinan ekstrem. Utamanya untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima masyarakat.
"Pastikan target penerima program kemiskinan ekstrem menggunakan data P3KE agar lebih tepat sasaran dalam intervensinya. Utamakan kelompok masyarakat miskin dengan akses terbatas, juga penduduk lansia dan penyandang disabilitas," tuturnya.
"Intensifkan sinergi dan kolaborasi antara kementerian/lembaga dan pemda, perguruan tinggi, dunia usaha, dan industri di sektor potensial," ujarnya.