Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Warga Miskin Palestina Bisa Naik 34 Persen Jika Perang Masih Berlanjut
15 November 2023 18:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Tingkat kemiskinan di Palestina diprediksi naik 34 persen dari tingkat yang diprediksi tahun ini jika perang Gaza berlanjut hingga bulan kedua. Angka kemiskinan tersebut diprediksi PBB dalam sebuah laporan yang diterbitkan hari Kamis.
ADVERTISEMENT
Mengutip The New Arab, Rabu (15/11), perang yang terjadi saat ini akan mendorong hampir setengah juta orang ke dalam kemiskinan mengacu pernyataan United Nations Development Programme (UNDP) dan Economic and Social Commission for Western Asia (ESCWA).
Laporan tersebut memprediksi bahwa ketika perang berlangsung selama sebulan, tingkat kemiskinan telah meningkat sebesar 20 persen dibandingkan dengan tingkat yang diperkirakan pada tahun 2023. Apabila perang terjadi hingga bulan ketiga, angka kemiskinan akan melonjak menjadi 45 persen.
“Kehilangan nyawa, penderitaan manusia, dan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza tidak dapat diterima,” kata Ketua UNDP Achim Steiner.
“UNDP sejalan dengan seruan Sekretaris Jenderal PBB untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan, pembebasan semua sandera, dan akses kemanusiaan untuk memungkinkan bantuan penyelamatan jiwa warga sipil pada skala yang dibutuhkan”.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan PBB, perang tersebut berpotensi menyebabkan kemunduran pembangunan manusia dalam periode 11-16 tahun di Palestina , mengacu pada empat skenario terhadap harapan hidup dan isu-isu lainnya. Sedangkan pembangunan manusia di Gaza akan mundur selama 16-19 tahun.
“Gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan akan mengurangi penderitaan bagi ratusan ribu keluarga Palestina. Ini adalah langkah awal yang penting,” kata Sekretaris Eksekutif ESCWA Rola Dashti.
“Ekonomi di Gaza usai gencatan senjata tidak akan pulih dalam waktu dekat, mengingat perpindahan penduduk dalam skala besar, tingkat kehancuran yang sangat besar, serta ketidakpastian akses terhadap sumber daya akibat perang di Gaza,” lanjutnya.
Perang Israel hingga saat ini telah menghancurkan rumah warga, tempat ibadah dan rumah sakit terkena dampak pengeboman. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan jumlah warga yang terbunuh di wilayah Palestina mencapai lebih dari 11.000 orang termasuk lebih dari 4.500 anak-anak.
ADVERTISEMENT
Hampir 27.500 orang menjadi korban terluka yang sebagian besar adalah anak-anak, wanita dan orang tua. Euro-Med Human Rights Monitor menyebut 64 masjid dan tiga gereja telah rusak, sementara 1,6 juta orang terpaksa mengungsi.