WarPin, Teknologi yang Menjamah Warung Kios Pinggiran

4 Februari 2018 11:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warung Pintar. (Foto: Warung Pintar)
zoom-in-whitePerbesar
Warung Pintar. (Foto: Warung Pintar)
ADVERTISEMENT
Digitalisasi kini sudah merambah segala sendi ekonomi. Setelah kehadiran Go-Jek, Grab, dan Uber yang berhasil meng-kolaborasikan antara pemilik kendaraan dengan konsumen melalui aplikasi, kini teknologi juga mulai merambah warung kios pinggiran.
ADVERTISEMENT
Adalah Warung Pintar (WarPin), perusahaan rintisan penyedia layanan pengelolaan berbasis teknologi untuk pengusaha atau pemilik warung. Bukan tampilan fisik warungnya saja yang lebih bersih dan unik, berbagai fasilitas dan cara pengelolaan menjadikannya berbeda dengan warung konvensional umumnya.
CEO WarPin, Agung Bizhare, mengaku ide membuat WarPin karena dia merasa terusik melihat para pemilik warung kios di pinggir jalan usahanya tidak berkembang. Setelah dia telusuri, pangkal persoalan ternyata soal pencatatan keuangan yang tidak sehat.
Gue lihat personally warung-warung di depan gue, atau di belakang gue itu 15 tahun yang lalu sampai sekarang sama aja, enggak ngapa-ngapain,” kata Agung saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Jakarta Smart City Co-Working Space, Jakarta Selatan.
Menurut Agung, pencatatan keuangan yang baik bisa membantu suatu usaha untuk mengatur arus kasnya. Selain itu, juga akan mempermudah akses perbankan sehingga bisa ekspansi usahanya.
Warung Pintar di Tangerang Selatan (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warung Pintar di Tangerang Selatan (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Sehingga, salah satu yang ditawarkan WarPin adalah adanya pencatatan keuangan. WarPin menyediakan aplikasi untuk mencatat segala macam barang dagangan dengan sistem scan barcode yang langsung terintegerasi dengan aplikasi.
ADVERTISEMENT
“Hal pertama yang selalu kita pikirin itu growth, company growth itu adalah segala-galanya, “ ucap Agung.
Adapun teknologi yang digunakan dalam pengelolaan WarPin mengedepankan tiga pilar yaitu Internet of Things (IoT), big data analytics dan blockchain. Tujuannya, untuk akurasi pemasukan data ritel, memahami perilaku pelanggan, dan blockchain agar pengelolaan keuangan transparan.
Tak hanya masalah pencatatan keuangan, fasilitas yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelanggan juga ditawarkan. WarPin menyediakan fasilitas berupa CCTV, WiFi, Charger Phone dan TV LED di dalam warungnya.
Sehingga, pemilik bisa dengan tenang memantau kondisi warung secara real-time, dan pelanggan bisa menikmati semua fasilitas tambahan secara gratis.
WarPin kini memang menjadi alternatif menjadi tempat nongkrong. Mulai pekerja kantoran, satpam, driver online, hingga pekerja proyek nimbrung di WarPin. Berbagai jenis dagangan seperti minuman saset, jajanan ringan, gorengan hingga sabun cuci tersedia di Warung yang berukuran 4x5 meter tersebut.
ADVERTISEMENT
“Gue cari supplier yang lebih murah, yang mau mengantar. Supplier kan seneng setiap hari tinggal order, harga lebih murah karena kan supplier gede," ujarnya.
Warung Pintar di Tangerang Selatan (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warung Pintar di Tangerang Selatan (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Saat ini sudah ada 10 outlet WarPin yang tersebar di Jakarta dan Tanggerang. Ada 30 orang karyawan, magang dan freelance yang tergabung di WarPin. Agung mengaku masih membutuhkan banyak persiapan lagi untuk mengembangkan bisnisnya.
Ada dua macam sistem pengembangan WarPin. Pertama WarPin memberikan modal penuh dan merekrut karyawan yang mengelola warung. Kedua, ada pengelola warung yang mengeluarkan modal sendiri dengan berbagai fasilitas warung hingg akses ke supplier.
Untuk modal, kisarannya Rp 30 juta dan Rp 50 juta. Perbedaanya hanya berada di ukuran warung dari yang paling kecil yaitu 3x3 meter hingga 4x5 meter. Proyeksinya dalam 10-12 bulan modal akan kembali.
ADVERTISEMENT
“Target kami inginnya sebanyak-banyaknya. Kalau internal company pengen 1.000 warung, tapi kalau di bilang 1.000 warung itu juga masih sedikit karena warung di Indonesia ada 1,9 juta kita 1% juga belum,” katanya.