Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
PT Waskita Karya Tbk berencana menjual kepemilikan saham 9 ruas tol yang dimiliki perseroan. Dari seluruh ruas jalan tol yang akan dijual, ada dua investor yang berminat membeli lima ruas tol.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan Waskita, Haris Gunawan, mengatakan 9 ruas tol tersebut sudah ditawarkan sejak 2017. Untuk lima ruas tol tol yang diminati investor, Haris mengatakan saat ini prosesnya sedang dalam tahap due diligence atau uji tuntas.
"Jadi ada 9 ruas. Nah yang sekarang dalam proses due diligence itu 5 ruas yang lagi berjalan," kata Haris di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (20/8).
Adapun 9 ruas tol yang ditawarkan kepada investor tersebut adalah Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pasuruan-Probolinggo, Semarang-Batang, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, tol di Sumatera, JMKT (Jasa Marga Kualanamu Tol), dan Becakayu.
Ditanya lima ruas tol mana yang diminati investor, Haris tak mau membeberkan lebih detail. Menurut dia, nama-nama ruas tol yang dijual kepada investor tersebut akan diungkapkan setelah proses due diligence selesai.
ADVERTISEMENT
"Sorry to say, saya tidak bisa sebutin dulu, karena kita perusahaan Tbk dan yang mau beli khawatir akan berita ini," kata dia.
Haris berharap kedua investor tersebut bisa betul-betul menyelesaikan proses pembelian ruas jalan tol tersebut. Sebab sebelumnya, kata dia, ada pula investor yang menawar namun tidak serius.
"Yang jelas 2 investor serius, satu sudah advance. Ini menjadi target tahun ini," ujarnya.
Menurut Haris, penjualan ruas jalan tol ini merupakan upaya perseroan untuk menjaga likuiditas. Hingga semester I tahun 2019, Waskita Karya memiliki utang Rp 103,72 triliun.
Rinciannya yaitu utang jangka pendek Rp 56,61 triliun dan jangka panjang Rp 47,1 triliun. Sementara laba bersih yang diraih perseroan sepanjang semester I 2019 senilai Rp 1,01 triliun.
ADVERTISEMENT
Tingginya pinjaman disebabkan sistem bisnis Waskita Karya yang didominasi kontrak dengan skema turnkey. Sehingga, pengerjaannya membutuhkan pembiayaan dari kreditor.
"Kita banyak mengerjakan proyek ini skema turn key. (Seperti) Jakarta Cikampek elevated, kalau lewat Cikampek itu pekerjaan yang dilakukan secara turn key. Jadi begitu proyek selesai kita akan dibayar," terangnya.