Waskita Karya Rugi Rp 2,15 T pada Semester I 2024

26 Juli 2024 10:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung heritage PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Foto: Dok. Waskita Karya
zoom-in-whitePerbesar
Gedung heritage PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Foto: Dok. Waskita Karya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BUMN konstruksi PT Waskita Karya Tbk (WSKT) membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan hingga Rp 2,15 triliun pada semester I 2024.
ADVERTISEMENT
Angka ini meningkat 4,18 persen dibandingkan Rp 2,07 triliun rugi yang disumbangkan WSKT kepada pemilik perusahaan pada semester I 2023 (year on year/yoy).
Berdasarkan laporan keuangan WSKT per 30 Juni 2024, jika ditambah dengan rugi yang diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali yang sebesar Rp 444,005 miliar, WSKT membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp 2,6 triliun. Angka ini juga naik dari rugi periode berjalan semester I 2023 yang sebesar Rp 2,23 triliun.
Dari sisi pendapatan, WSKT membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,47 triliun, turun sebesar 15,19 persen yoy. Sebab pendapatan usaha semester I 2023 sebesar Rp 5,27 triliun.
Secara rinci, pendapatan usaha konstruksi Rp 3,12 triliun turun 27,32 persen yoy. Lalu pendapatan usaha sewa gedung Rp 6,74 miliar naik 45,57 persen dari Rp 4,63 miliar semester I 2023.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya pendapatan usaha dari properti dan hotel yang juga terpantau naik sebesar 10,5 persen jadi Rp 138,08 miliar, kemudian pendapatan dari infrastruktur lainnya sebesar Rp 29,54 miliar naik tipis dari semester I 2023 sebesar Rp 28,75 miliar. Terakhir pendapatan dari tol yang juga naik tipis Rp 563,34 miliar dari semester I 2023 sebesar Rp 548,37 miliar.
Kondisi penurunan pendapatan secara keseluruhan yang dicatat oleh WSKT ini diiringi dengan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 19,41 persen dari semula Rp 4,18 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp 3,87 pada semester I 2024.
Aset WSKT juga terpantau menurun sebesar 4,7 persen yoy, menjadi Rp 91,1 triliun dari Desember 2023 sebesar Rp 95,59 triliun.
ADVERTISEMENT