Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Waspada 5 Tahap Aksi Penipuan Brand Impersonation yang Incar Nasabah Bank
2 November 2023 18:13 WIB
·
waktu baca 4 menitDalam dunia bisnis , kasus brand impersonation mungkin bukan hal baru. Istilah ini merujuk pada tindakan meniru sebuah merek terkenal (atau biasa disebut fake account) pada sebuah media digital, lalu meraup keuntungan dari 'nama baik' brand tersebut.
Investigasi yang dilakukan Bolster –sebuah perusahaan yang menyediakan platform untuk melindungi organisasi dari penipuan online– menemukan lebih dari 3.000 domain aktif meniru satu brand. Dari ribuan domain tersebut, hampir seluruhnya didesain sangat mirip dengan domain asli agar calon korban tertipu.
Bila Anda berpikir brand impersonation hanya akan menyerang brand-brand fashion, singkirkan pikiran tersebut. Sebab, modus penipuan itu kini menghantui para nasabah bank.
Ya, oknum pelaku kejahatan akan berpura-pura menjadi pihak bank ternama, seperti BCA. Modusnya standar: berkomunikasi setenang mungkin untuk meyakinkan korban merespon dan membocorkan informasi pribadi. Nantinya, hal tersebut akan menjadi celah bagi si oknum untuk menguras rekening korban.
Sama seperti kasus impersonation yang lain, penipu menggunakan beberapa media digital saat melakukan aksinya. Mulai dari website, sosmed, aplikasi chat, hingga email.
5 Tahap Brand Impersonation Perbankan
Dalam menjalankan aksinya, penipu akan melakukan 5 tahap yang tujuan akhirnya adalah mendapatkan data pribadi dari para korban. Agar tidak terjerat, Anda perlu mengenali 5 langkahnya. Apa saja?
1. Menghubungi calon korban
Zaman sekarang, mudah untuk mendapatkan nomor handphone seseorang. Penipu pun menggunakan kesempatan ini untuk menghubungi calon korban lewat telepon, SMS, maupun WhatsApp.
Setelah memperkenalkan diri seolah-olah pegawai BCA , mereka pun meyakinkan korbannya untuk masuk ke dalam tipu muslihat.
2. Menawarkan sebuah produk atau memberikan informasi perbankan
Selanjutnya, oknum akan memberikan informasi atau menawarkan sebuah produk perbankan . Beberapa penipu bahkan mengeluarkan uang untuk beriklan di media sosial.
Biasanya, informasi ini berupa promo dan diskon di merchant-merchant tertentu hingga upgrade menjadi nasabah prioritas.
3. Memberikan link website palsu
Untuk menikmati penawaran tersebut, calon korban harus mengisi data-data pribadi terlebih dahulu dalam sebuah website/link palsu yang disediakan oleh si penipu. Link ini telah dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai website resmi. Hal tersebut dibuat agar korban yakin dalam memberikan data pribadinya.
4. Meminta untuk mengisi data
Dalam link palsu itu, ada data-data yang perlu dilengkapi korban. Jika dilakukan, data tersebut secara otomatis akan dikirimkan ke server pelaku kejahatan. Komplotan mereka pun berhasil mendapatkan data pribadi korban dengan mudah.
5. Membobol rekening
Langkah terakhir tentu saja para penipu akan mencoba membobol rekening milik korban dari data yang diberikan. Lebih parahnya lagi, tahap ini bisa sangat cepat terjadi dan biasanya tidak disadari korban.
Tips agar Terhindar dari Modus Penipuan Brand Impersonation
Meski kasusnya semakin marak terjadi, penipuan yang mengatasnamakan BCA masih bisa dicegah. Ada 4 cara sederhana yang bisa Anda lakukan, yaitu:
1. Teliti keaslian nama akun atau nomor telepon
Jangan langsung percaya kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan BCA. Bila mendapatkan telepon, SMS, WhatsApp, hingga iklan di medsos, teliti kembali nomor atau nama akunnya. Ingat, BCA tidak pernah meminta data pribadi dari nasabahnya.
Selain itu, Anda juga perlu mencatat nomor-nomor penting BCA. Daftarnya yaitu:
2. Jangan pernah asal klik link
Data-data seperti nomor kartu (debit dan kredit), CVC, PIN, password, atau nama ibu kandung -jangan pernah diberikan kepada siapapun. Apalagi jika Anda diminta mengisi data tersebut di link yang tidak bisa dipastikan keasliannya.
Bila ada pihak yang tiba-tiba mengirim link, jangan langsung diklik! Bisa jadi link tersebut menjerumuskan Anda ke penipu.
3. Ganti PIN dan password secara berkala
Agar keamanan rekening makin terjaga, jangan lupa untuk mengganti PIN ATM dan password BCA mobile secara berkala. Alih-alih menggunakan tanggal lahir, Anda dapat mengombinasikan huruf dan angka tertentu untuk meminimalisir risiko pembobolan rekening.
Jika ada transaksi mencurigakan, segera blokir rekening!
4. Lapor ke BCA
Jangan pernah ragu untuk melapor ke Halo BCA 1500888 atau lewat aplikasi haloBCA bila ada pihak yang menghubungi Anda dan mengatasnamakan pihak BCA untuk meminta data pribadi. Pelaporan ini akan memudahkan pihak BCA untuk menindaklanjuti modus kejahatan ini agar tidak muncul korban baru.
Bekali diri Anda dengan mengenali modus-modus penipuan lain dengan mengakses laman Awas Modus di sini .
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio