Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Waspada Krisis Pangan, RI Tak Punya Kemampuan Mumpuni Prediksi El Nino
7 Juli 2023 15:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengaku lembaganya telah berkoordinasi dengan beberapa stakeholder, terkait prediksi el nino yang berisiko menyebabkan krisis pangan.
ADVERTISEMENT
Dari pertemuan tersebut, ternyata Indonesia saat ini dinilai belum memiliki kemampuan yang cukup dalam memprediksi el nino.
"Ternyata kemampuan kita meramal el nino hanya sekadar 3-6 bulan ke depan, lebih dari itu kita tak punya kemampuan itu," kata Yeka dalam webinar bertajuk Pertanian Hebat dari Data Akurat, Jumat (7/7).
Yeka mencontohkan el nino ekstrem yang terjadi periode 2014-2016. Imbas dari el nino, pada 2016 bahkan dilaporkan sebagai kondisi dengan temperatur terpanas di Bumi sejak dimulai perekaman data cuaca pada 1880.
Dimulai dengan fenomena el nino, selama delapan bulan mulai dari Januari hingga Agustus, Bumi mencetak rekor terpanasnya. Rata-rata, temperatur Bumi baik di daratan maupun lautan pada 2016 sekitar 58,69 derajat fahrenheit atau 1,69 derajat lebih tinggi dari rata-rata selama abad ke-20.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Atmosfer dan Lautan Nasional Amerika Serikat (NOAA), rekor pada 2016 itu melampaui rekor tahun 2015, dengan selisih 0,07 derajat fahrenheit. Sejak awal abad 21, temperatur global tahunan terus menciptakan rekor selama lima kali, yaitu 2005, 2010, 2014, 2015, dan 2016.
Bila cuaca ekstrem seperti itu terulang, akan sangat berbahaya bagi Indonesia yang tidak bisa memprediksinya. "Ada kah yang bisa prediksi ketika el nino terjadi seperti el nino 2014-2016?" tegas Yeka.
Adapun sebagai antisipasi krisis pangan akibat el nino ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan membuka keran impor 1 juta ton beras dari India.
Yeka menilai, pengambilan kebijakan pemerintah seperti ini akan sangat dipengaruhi oleh keakuratan dan kemampuan Indonesia meramu data yang ada.
ADVERTISEMENT
"Data kalau menurut saya adalah segalanya, data akan membuat keputusan kebijakan lebih presisi dan bermanfaat," ujarnya.