Waspada Uang Palsu! Jangan Sembarangan Tukar Uang Selain di Bank

30 April 2022 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kepolisian menata barang bukti uang palsu saat rilis pengungkapan kejahatan mata uang palsu di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/3/2022).  Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kepolisian menata barang bukti uang palsu saat rilis pengungkapan kejahatan mata uang palsu di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/3/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Antusiasme masyarakat menyambut Idul Fitri ditandai dengan banyaknya jasa penukaran uang di jalanan. Ini menjadi celah bagi sindikat untuk mengedarkan uang palsu.
ADVERTISEMENT
Kasus peredaran uang palsu semakin mudah ditemui menjelang Lebaran. Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok berhasil menyita Rp 1,8 juta uang palsu, Rabu (28/4) lalu.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengingatkan masyarakat untuk selalu meraba, melihat, dan menerawang (3M) saat menukar uang. Bahkan, tidak jarang ada uang palsu dan uang asli tergabung dalam segepok uang.
“Sebisa mungkin bisnis penukaran uang ini dilegalkan sehingga mereka punya ID. Kalau terjadi pelanggaran, mereka menjadi kelompok usaha yang terbukti bisa tanggung jawab,” ujarnya, Sabtu (30/4).
Tauhid mencermati layanan penukaran uang yang disediakan bank terbatas oleh waktu operasional, bahkan sekarang tutup saat cuti bersama lebaran. Ia menyarankan ATM lebih banyak tersebar dengan fasilitas penukaran di bawah Rp 50 ribu.
ADVERTISEMENT
“Agen bank di level masyarakat lebih baik tersebar daripada harus tukar uang di jalan,” katanya.
Penjual jasa penukaran uang baru menunggu konsumen. Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Apabila masyarakat terlanjur menerima uang palsu, Tauhid merekomendasikan untuk melapor ke kepolisian. Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan penukaran uang dalam jumlah banyak. Tauhid mengingatkan untuk mengambil foto transaksi penukaran uang sehingga bisa dilacak.
“Sebaiknya polisi melakukan penindakan dengan monitoring dan sidak di beberapa titik, karena penukaran uang palsu biasanya di tempat tertutup,” lanjutnya.
Bagi jasa penukar uang, mesin dengan teknologi bisa menjadi alternatif sehingga mendeteksi uang palsu, sehingga jasa penukar uang dilengkapi standar tertentu. Meskipun Tauhid menilai saran ini cenderung sulit karena saat lebaran selalu tersedia satu gepok.
“Tebal atau tipisnya uang palsu tergantung hasil cetakan, pasti tidak sempurna dibanding uang asli,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal mengatakan penukaran uang marak terjadi menjelang lebaran karena permintaan meningkat seiring pemberian THR dan gaji.
“Kita membutuhkan penukaran uang kertas yang cukup tinggi. Peredaran uang saat lebaran lebih tinggi daripada hari biasanya,” tambahnya.
Penjual jasa penukaran uang melayani konsumen di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
Faisal berpendapat modus kejahatan ini dilakukan karena adanya permintaan tinggi. Apabila tidak diawasi dengan ketat, permintaan ini bisa disalahgunakan.
“Bank Indonesia selalu memberi anjuran, mungkin tidak sampai masyarakat karena terbatas outreachnya,” imbuh dia.
Masyarakat bisa mengecek status lembaga penukaran uang terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi. Faisal menekankan pentingnya berhati-hati sebelum melakukan penukaran uang.