WIKA Dapat Proyek Bangun Asrama TNI AD Senilai Rp 603 Miliar

1 Februari 2021 14:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
WIKA dapat kontrak pembangunan Rumah Dinas Prajurit TNI-AD. Foto: Dok. WIKA
zoom-in-whitePerbesar
WIKA dapat kontrak pembangunan Rumah Dinas Prajurit TNI-AD. Foto: Dok. WIKA
ADVERTISEMENT
Konsorsium PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan anak usahanya WIKA Gedung (WG) dipercaya TNI AD untuk membangun Rumah Dinas Prajurit. Nantinya WIKA juga akan melibatkan Zeni TNI AD dalam proses pembangunan asrama prajurit tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kerja sama serta dukungan semua pihak akan memotivasi WIKA untuk memberikan kemampuan terbaik, mencapai tujuan bersama,” tutur Direktur Operasi III WIKA, Sugeng Rochad dalam siaran pers WIKA, Senin (1/2).
Dengan nilai proyek Rp 603,35 miliar, WIKA akan membangun 1.091 rumah dinas TNI AD yang tersebar di seluruh Indonesia pada 14 Komando Utama (Kotama) di 35 titik lokasi, sesuai kesatuan Angkatan Darat.
WIKA dapat kontrak pembangunan Rumah Dinas Prajurit TNI-AD. Foto: Dok. WIKA

WIKA-HK (KSO) Kerjakan Jembatan Kretek 2

Masih pada hari yang sama di pekan terakhir Januari, Konsorsium WIKA - Hutama Karya (HK) juga mendapat kepercayaan dari Kementerian PUPR sebagai kontraktor pelaksana pembangunan Jembatan Kretek II, Bantul, D.I. Yogyakarta senilai Rp 364,6 miliar dengan porsi WIKA sebesar 53 persen.
Amanah tersebut tertuang dalam kontrak yang ditandatangani oleh Julian Situmorang dari Satker Pembangunan Jalan Nasional Kementerian PUPR dan Aries Sugiarto selaku General Manager Operasi 4 WIKA di Yogyakarta, Rabu (27/1).
ADVERTISEMENT
Jembatan Kretek 2 membentang sepanjang 747,7 meter dan menghubungkan ruas jalan baru yaitu Samas - Kretek dan Kretek - Parangritis yang menjadi bagian dari Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Pembangunannya akan berlangsung selama 24 bulan dan ditargetkan rampung pada 2023.
Proyek ini memiliki keunikan tersendiri yang disertai dengan nilai-nilai kebudayaan Jogja. Jembatan Kretek 2 dibangun dan melintasi muara sungai Opak yang menghadap ke samudera hindia. Jembatan ini juga didesain dengan filosofi Among Tani Dagang Layar dengan stilisasi bentuk Laku Urip Kang Utama (LUKU) sebagai perlambang agrarisnya budaya dan masyarakat Yogyakarta.