WIKA Kantongi Kontrak Baru Rp 5,68 T di Kuartal I 2024, Salah Satunya Proyek IKN

15 Mei 2024 20:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo perusahaan konstruksi milik negara Wijaya Karya (Wika). Foto: AP Photo/Dita Alangkara
zoom-in-whitePerbesar
Logo perusahaan konstruksi milik negara Wijaya Karya (Wika). Foto: AP Photo/Dita Alangkara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu BUMN Karya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), telah mengantongi kontrak baru senilai Rp 5,68 triliun hingga kuartal I 2024. Kontrak tersebut berasal dari pengerjaan infrastruktur dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, mengatakan total target kontrak baru WIKA tahun 2024 mencapai Rp 37 triliun. Jika dihitung, perolehan kontrak masih sekitar 15,35 persen dari total target kontrak WIKA tahun ini.
“Nilai kontrak sampai kuartal I 2024 sebesar Rp 5,68 triliun dari total rencana Rp 37 triliun. Proyeknya ada beberapa dari anak perusahaan di WIKA Beton dan seterusnya,” kata Agung dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan virtual, Rabu (15/5).
Dari sektor infrastruktur, WIKA mengantongi proyek Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan senilai Rp 1,5 triliun. Selain itu, terdapat proyek IKN yang dipegang oleh emiten konstruksi BUMN tersebut.
“Upaya WIKA membalikkan rugi di kuartal I, langkah memang selain 8 stream penyehatan dan transformasi, yang paling utama kita memperbaiki HPP (Harga Pokok Produksi) melalui efisiensi dan inovasi di lapangan,” ujar Agung.
ADVERTISEMENT
Agung menjelaskan, dengan HPP yang lebih efisien, tentunya WIKA akan menghasilkan laba kotor yang lebih baik dibanding periode sebelumnya. Pada kuartal I 2024, WIKA mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi Rp 1,13 triliun.
Angka tersebut naik 117 persen dibandingkan kerugian kuartal I 2024 senilai Rp 521,25 miliar. Kerugian tersebut membengkak karena pendapatan bersih WIKA menurun 18,75 persen yoy menjadi Rp 3,53 triliun.
Meskipun WIKA mencatatkan kerugian akibat adanya pencadangan penurunan nilai atas aset dan beban bunga pinjaman, hal ini menjadi momentum bagi perseroan untuk perbaikan secara komprehensif atas kinerja masa lalu melalui penguatan implementasi tata kelola perusahaan yang baik serta berbasis manajemen risiko sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
“Dengan adanya langkah-langkah perbaikan melalui 8 stream penyehatan keuangan yang sedang dijalankan Perseroan, Saat ini perseroan terus berupaya memastikan bisnis yang berkelanjutan dengan fundamental yang kuat dan sehat untuk kembali bertumbuh di masa depan,” tutur Agung.