WIKA Siap Lunasi Obligasi dan Sukuk Rp 896 Miliar di September 2024

22 Agustus 2024 8:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo perusahaan konstruksi milik negara Wijaya Karya (Wika). Foto: AP Photo/Dita Alangkara
zoom-in-whitePerbesar
Logo perusahaan konstruksi milik negara Wijaya Karya (Wika). Foto: AP Photo/Dita Alangkara
ADVERTISEMENT
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) memastikan akan melakukan pembayaran utang jatuh tempo untuk obligasi dan sukuk senilai Rp 896 miliar pada September 2024.
ADVERTISEMENT
Secara rinci, pembayaran untuk Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2021 Seri A sebesar Rp 571 miliar dan pembayaran Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2021 Seri A sebesar Rp 325 miliar.
“Di bulan September besok ada sukuk dan obligasi yang jatuh tempo, itu kita akan lakukan kewajiban pembayaran,” ungkap Corporate Secretary WIKA, Mahendra Vijaya dalam diskusi WIKA dengan media, Rabu (21/8).
Menurut Mahendra, pembayaran sebagai upaya dalam mempercepat pemulihan dan memperkuat fundamental WIKA dalam melanjutkan bisnis yang berkelanjutan. Di sisi lain, Mahendra juga mengungkap Wika akan selalu menerapkan prinsip transparansi.
“Prinsip transparansi di WIKA itu kan pertama,” lanjutnya.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Mahendra mengatakan, WIKA tidak hanya menarget pengerjaan proyek-proyek yang berasal dari pemerintah di mana proyek tersebut dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Ke depan, ia mempersiapkan WIKA untuk menerima proyek-proyek yang berasal dari sektor swasta.
ADVERTISEMENT
“Kita tidak hanya sepenuhnya menyasar proyek-proyek yang didanai oleh APBN,” ungkap Mahendra.
Untuk persentase, Mahendra mengungkap proyek baru WIKA yang ada di tahun di 2024 mayoritas berasal dari sektor swasta.
“Saat ini pun proyek swasta sampai di angka 50-60 persen untuk proyek baru di 2024, tapi total order book sekitar 20 persen,” lanjut Mahendra.
Mahendra juga menyebut ke depan WIKA akan berfokus pada proyek yang memiliki skema pembayaran berkala (Money Progress Payment).
“Secara keseluruhan Wika masih menerapkan strategi mencari proyek yang dia masih bisa mendanai dirinya sendiri. Jadi kita cari proyek yang pembayarannya itu rutin berkala, dalam artian money progres payment. Jangan sampe proyek yang sifat pembayarannya milestone itu proporsinya lebih besar dari 10 persen. Kita menargetkan sekitar 90 persen proyek-proyek yang bisa mendanai dirinya sendiri,” pungkas Mahendra.
ADVERTISEMENT