WNI Berdarah Jerman Ini Sulap Limbah Kayu Jadi Pundi-pundi Rupiah

28 April 2017 14:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Karakter di Rosada City (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Inspirasi untuk berbisnis bisa didapat dari mana saja, salah satunya dengan memanfaatkan limbah.
ADVERTISEMENT
Rosada Talib, seorang WNI berdarah Jerman, berhasil menyula limbah kayu bekas usaha mebelnya menjadi rumah boneka kayu yang berkualitas dan aman bagi anak-anak.
"Saya awalnya dan sampai sekarang memang ada bisnis interior, kebetulan banyak sisa-sisa limbah kayu, lalu saya bikin mainan kayu," kata Rosada saat mengisi acara Inacraft 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (28/4).
Rosada mengaku, awalnya ia hanya ingin membuat rumah boneka kayu untuk anak pertamanya.
"Saat itu anak saya masih kecil, saya inisiatif bikin rumah kayu karena belum banyak yang bikin. Tapi ternyata peminat pasarnya banyak dan saya kembangin aja," kata dia.
Rosada dan sang suami pun mendirikan toko mainan kayu di tempat tinggal mereka, Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Bali. Toko bernama Rosada ini didirikan sejak 2005.
ADVERTISEMENT
Furniture di Rosada City (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Inspirasi membuat rumah boneka kayu ia dapatkan dari katalog yang sering dibawakan ibunya ketika pulang dari Jerman.
"Mami saya suka bawa buku dari Jerman, semacam katalog IKEA. Saya pikir lucu jadi kita putusin trial ke anak dan dia suka," kata Rosada.
Tidak hanya set rumah boneka kayu, Rosada pun mengembangkan karyanya ke tempat publik lain.
"Ada Airport, Fire Station, Zoo. Semuanya dibuat detail agar anak-anak tahu apa yang ada dan bisa dilakukan di tempat itu," jelasnya.
Ia selalu merasa tertantang untuk memproduksi unit yang mirip dengan aslinya.
"Kita berusaha buat unit-unit ini semirip mungkin dengan aslinya untuk memberikan pemahaman ke anak fungsi fire station itu apa misalnya," ujar Rosada.
ADVERTISEMENT
Furniture di Rosada City (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Lebih lanjut, ia ingin menciptakan mainan yang tidak cuma edukatif tapi juga imajinatif.
"Yang terbaru kami buat Rosada City. Jadi anak bisa rancang sendiri seperti apa kotanya nanti," kata dia.
Mainan kayu Rosada ini konsepnya bongkar-pasang sehingga anak perlu merakitnya ketika ingin bermain.
"Ini bisa dibongkar pasang dan ada instruksinya juga, paling 5 menit mereka bisa install. Ini kan bagian fun-nya," ujar dia.
Mengenai bahannya, para orang tua tidak perlu khawatir. Semuanya dibuat seaman mungkin untuk anak.
"Enggak pakai sekrup, ujungnya tidak runcing, catnya aman," jelas Rosada.
Furniture di Rosada City (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Rosada yang sejak kuliah menekuni ilmu bisnis ini, bertekat memproduksi mainan yang berkualitas, aman, namun murah.
ADVERTISEMENT
"Di sekitar rumah saya dulu ada bule, mereka jual mainan dengan kualitas rendah dan harganya mahal. Kalau gitu kan orang lokal susah untuk ikut main," katanya.
Sehingga ia berinisiatif untuk menjual produk serupa namun dengan harga yang lebih terjangkau. Satu unit mainan ia hargai sekitar Rp 2 juta.
"Satu unit Zoo, misalnya, itu sudah lengkap tidak perlu tambah yang lain lagi," kata Rosada.
Sementara itu kitchen set, perabot kamar tidur, atau ruang tamu ia hargai Rp 270-350 ribu.
"Kalau boneka orangnya saja Rp 100 ribu," terang Rosada.
Furniture di Rosada City (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Tidak hanya menguntungkan bagi dirinya dan para pelanggannya, bisnis Rosada juga menjadi sumber penghasilan bagi 20 orang pegawainya. Ia memutuskan untuk membuka lapangan kerja setelah bisnisnya berkembang.
ADVERTISEMENT
"Awalnya karyawan cuma 1 tukang kayu dan 1 finishing. Sekarang pekerjanya sudah 20," kata Rosada.
Furniture di Rosada City (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Beberapa pegawai lelakinya merupakan warga asli Pasuruan, Jaw Timur yang ia ajak ke Bali untuk berkerja.
"Logikanya sih ketimbang enggak ada kerjaan di situ mending kerja di Bali," katanya.
Selain itu, ia dan suami juga merekrut pegawai wanita yang tinggal di sekitar rumah mereka.
"Kalau amplas dan hal-hal detail dengan ibu-ibu karena mereka lebih sabar. Kebanyakan ya ibu rumah tangga juga," lanjutnya.
Furniture di Rosada City (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Omzet dari bisnis yang sudah berjalan kurang lebih delapan tahun tersebut saat ini mencapai Rp 100-200 juta per bulan.
"Omzet masih kecil sih, makannya kita mau kembangkan ke pasar nasional dan internasional," ujar Rosada.
ADVERTISEMENT
Saat ini, dirinya mengaku gemar mengikuti ajang pameran tingkat nasional, salah satunya BNI Inacraft 2017.
"Kita sudah dua kali ikut pameran di Jakarta, mau coba go nasional dulu," katanya.
Furniture di Rosada City (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Mengejar pasar nasional, Rosada mempersiapkan inovasi berupa unit rumah ibadah dan rumah adat.
"Semoga bisa diterima di pasar nasional, kalau sudah settle, kita ke internasional," kata dia.
Sekarang pun, hasil karya Rosada dan suami sudah sering dipesan wisatawan asal Australia dan Asia.
"Mereka cocok dengan mainan seperti ini, apalagi mudah dibawa," ujarnya.
Furniture di Rosada City (Foto: Iqra Ardini/kumparan)