WNI Berobat ke Malaysia Meningkat: Paling Banyak soal Jantung & Bayi Tabung

1 Juni 2023 16:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Malaysia Healthcare Travel Council Indonesia, Farah Delah Suhaimi (paling kanan), Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato' Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin (kedua dari kanan) saat menyampaikan keterangan di Bandung.  Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Malaysia Healthcare Travel Council Indonesia, Farah Delah Suhaimi (paling kanan), Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato' Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin (kedua dari kanan) saat menyampaikan keterangan di Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang datang untuk berobat ke Malaysia meningkat pesat. Tercatat, pada 2022 WNI yang berobat ke Malaysia mencapai 312.000 pasien, meningkat drastis dari 2019 yang hanya sebesar 670 pasien.
ADVERTISEMENT
"Semasa pandemi kita masih menerima pasien tapi tidak banyak sekali, case yang tertentu saja. Tapi selepas pembukaan boarding pada tanggal 1 April 2022 kemarin, pada tahun 2022 kita sudah menerima kurang lebih 312 ribu pasien," kata Direktur Malaysia Healthcare Travel Council Indonesia, Farah Delah Suhaimi, dalam kegiatan Malaysia Healthcare Expo di Kota Bandung pada Kamis (1/6).
Paling banyak, Farah menyebut warga Indonesia yang berobat ke Malaysia berasal dari Sumatera dan Jawa. Dia pun menyebut empat layanan kesehatan di Malaysia yang sering dibutuhkan oleh warga Indonesia. Empat layanan kesehatan itu di antaranya berkaitan dengan penyakit jantung, kanker, ortopedi hingga bayi tabung.
"Yang pertama adalah jantung atau sakit yang berkenaan dengan jantung, kedua kanker berbagai jenis kanker dan ketiga ada ortopedi, tadi dibilang mengenai bayi tabung, sebenarnya semenjak tahun 2019 itu sudah banyak sekali menerima permintaan bayi tabung," ujar dia.
Ilustrasi korupsi di bidang kesehatan. Foto: Prostock-studio/Shutterstock
Selain itu, kata Farah, adapula warga Indonesia yang hanya memerlukan medical check up di Malaysia. Dia menilai warga Indonesia lebih memilih Malaysia sebagai rujukan berobat karena harganya yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan negara lain. Kemudian, letak Malaysia pun begitu dekat dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Jadi di Malaysia itu harga yang kita berikan ke pasien adalah sama antara warga Indonesia dan Malaysia, tidak ada bedanya di rumah sakit swasta. Dan satu lagi harga di Malaysia dikawal oleh Kementerian Kesehatan Malaysia," papar dia.
Meskipun demikian, Farah menegaskan, rumah sakit di Malaysia tak berniat bersaing dengan rumah sakit di Indonesia dalam memberi layanan kesehatan. Rumah sakit di Malaysia hanya ingin dijadikan sebagai opsi kedua oleh warga Indonesia.
Maka dari itu, tak ada target khusus jumlah kunjungan pasien yang dicanangkan oleh pemerintah Malaysia. Layanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit di Malaysia merupakan bentuk memuliakan nilai-nilai kemanusiaan.
Direktur Malaysia Healthcare Travel Council Indonesia, Farah Delah Suhaimi (paling kanan), Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato' Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin (kedua dari kanan) saat menyampaikan keterangan di Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
"Kita tidak pernah bersaing dengan rumah sakit di Indonesia, tetapi kita selalu mau pasien di Indonesia menjadikan Malaysia sebagai second opinion atau opsi kedua untuk melakukan pengobatan, dan juga alternatif," kata dia.
ADVERTISEMENT
Di lokasi yang sama, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato' Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin, menyebut hubungan terkait medis antara Indonesia dan Malaysia sebenarnya saling menguntungkan.
Meski tak menyebut angkanya secara rinci, Hasrin menyebut marak juga warga Malaysia yang datang ke Indonesia untuk kepentingan medis. Misalnya, untuk kepentingan penelitian kesehatan, obat tradisional, hingga pelatihan bagi dokter.
"Insya Allah kalau berterusan untuk manfaat kedua rakyat kedua negara akan terus menyumbang ke lebih banyak lagi peluang untuk kerja sama di antara Indonesia dan Malaysia khususnya dalam kerja sama kesehatan," kata dia.
Ke depan, Hasrin berharap kerja sama yang dijalin dengan Indonesia dapat terus berkembang sehingga menguntungkan dari segi ekonomi bagi kedua negara. Adapun selama tahun 2022, jumlah perdagangan yang terjadi antara Malaysia dan Indonesia mencapai angka USD 30 juta.
ADVERTISEMENT