Yamaha Music Mau Tutup Pabrik dan PHK, Ini Respons Menperin Agus

28 Februari 2025 11:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (22/10). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (22/10). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Yamaha Music Product Asia dan PT Yamaha Indonesia dikabarkan akan menutup dua pabriknya di Indonesia. Pabrik PT Yamaha Music yang berlokasi di MM2100 Bekasi dijadwalkan tutup operasional di akhir Maret 2025.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pabrik PT Yamaha Indonesia yang sektornya memproduksi instrumen musik khususnya piano juga akan menutup operasional di akhir Desember 2025. Diperkirakan, 1.100 pekerja akan terdampak imbas penutupan pabrik ini.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bilang, akan mempelajari kasus penutupan operasional perusahaan tersebut. Sebab menurutnya, realisasi investasi PT Yamaha Music di Indonesia cukup besar.
"Gapnya menunjukkan manufaktur tumbuh di atas 4 persen, tapi bukan berarti dia mewakili industri sepenuhnya, tapi kasus seperti itu (PHK) harus kita pelajarin lagi," kata Agus kepada wartawan di kantor Kemenperin Jakarta, Rabu (26/2) dikutip Jumat (28/2).
Menperin Agus memandang, satu orang ter-PHK itu sudah menjadi masalah, karena PHK tidak boleh dilihat sebagai statistik, harus dilihat secara holistik.
ADVERTISEMENT
"Merasakan gimana PHK itu, adik kita, kakak kita, maka isu kasus itu selalu kita pelajari, apa dia tutup? Kalau tutup kenapa? Mismanagement? Over ekspansi? Atau tidak bisa bersaing dengan produk lain, sebut saja produk impor yang datang dari negara tertentu, artinya memang competitiveness mereka itu," lanjutnya.
Menurut dia, pertumbuhan industri manufaktur di RI tumbuh baik, hal ini terlihat dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI), Purchasing Manufacture Index (PMI) yang selalu bertumbuh naik.
Dikatakannya, sektor elektronik menjadi perhatian dan prioritas Kementerian Perindustrian. Meski begitu, Menperin Agus menyadari ada pemasukan barang elektronik impor yang makin merajai pangsa pasar lokal.
"Kalau pindah pabrik relokasi kenapa? Apa insentif negara tersebut lebih baik dari kita? Kenapa? Jadi semua kasus yang memang terdata, dari kita ada perusahaan-perusahaan tutup, PHK pasti kita pelajari ya," sambung dia.
ADVERTISEMENT