Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Yayasan George Soros Jadi yang Ke-3 Terkaya di Dunia
19 Oktober 2017 16:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Yayasan amal bentukan miliarder George Soros, Open Society Foundation, menjadi yayasan dengan dana kelolaan ketiga terbesar di dunia. Sang pendiri yayasan, baru saja menyumbangkan dana 18 miliar dolar AS (Rp 243 triliun) atau meliputi 80% dari total kekayaan pribadinya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Guardian, dengan sumbangan tersebut, Open Society Foundation (OSF) kini memiliki kelolaan dana 19,6 miliar dolar AS. Di posisi pertama adalah Welcome Trust, sebuah lembaga riset biomedis yang memiliki kelolaan dana 38,2 miliar dolar AS.
Sedangkan di posisi kedua ditempati Melinda Foundation, yayasan amal bentukan pendiri Microsoft Bill Gates dan istrinya Melinda Gates. Dana yang dikelola mencapai 36,8 miliar dolar AS.
Tidak ada penjelasan, soal rencana penggunaan dana yang baru saja disumbangkan Soros ke OSF itu. Namun yayasan tersebut bekerja di lebih dari 100 negara di 5 benua. Berbagai programnya fokus pada pemulihan para pengungsi, kesehatan umum, dan banyak bidang lainnya.
Soros telah lama menjadi penentang Donald Trump. Dia telah menggelontorkan jutaan dolar AS untuk mendukung kampanye calon presiden Partai Demokrat, Hillary Clinton, pada masa pemilu presiden yang lalu.
ADVERTISEMENT
Kakek 87 tahun ini memang kerap dianggap sebagai sponsor liberalisme dan memiliki sikap politik yang partisan. Di Eropa, pengaruh miiarder ini telah memicu lusinan demonstrasi yang dipengaruhi oleh campur tangan Soros dalam politik.
Parlemen Hungaria pada April lalu, bahkan mengeluarkan undang-undang yang memungkinkan mereka menutup universitas Soros di Budapest. Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menuduh Soros sebagai master boneka politik yang telah menghancurkan kehidupan puluhan juta orang.
Di Rumania, mengutip The New York Times, Soros dituduh membiayai "kejahatan" saat para pemimpin melancarkan kampanye melawan kepentingan pengusaha. Kampanye melawan Soros juga meletus di Macedonia, Serbia dan Slovakia, beberapa di antaranya meningkat sejak Presiden Trump terpilih pada bulan November.
ADVERTISEMENT