Zilingo Skors Bos Sendiri, Diduga Menggelapkan Dana Perusahaan

14 April 2022 10:44 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Zilingo Ankiti Bose. Foto: Instagram/@ankitibose
zoom-in-whitePerbesar
CEO Zilingo Ankiti Bose. Foto: Instagram/@ankitibose
ADVERTISEMENT
Startup Zilingo asal Singapura memberhentikan sementara Ankiti Bose dari jabatan sebagai Chief Executive Officer (CEO) karena diduga menggelapkan dana perusahaan. Dugaan itu terjadi usai dia diketahui menggalang dana USD 150 juta hingga USD 200 juta dari Goldman Sachs Group.
ADVERTISEMENT
Penggalangan dana itu bisa membuat valuasi Zilingo naik menjadi USD 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun lebih. Sejumlah investor Zilingo pun mulai menyelidiki aksi Bose.
"Investor startup, termasuk Temasek Holdings Pte dan Sequoia Capital India telah memulai penyelidikan atas praktik keuangan tersebut," ujar salah satu sumber kepada Bloomberg dikutip Kamis (14/4).
Kekhawatiran investor dilatarbelakangi oleh cara Zilingo mencatat transaksi dan pendapatan di seluruh platform yang mencakup ribuan pedagang kecil. Menurut regulator setempat, Zilingo belum mengajukan laporan keuangan tahunan sejak 2019.
Di sisi lain, Ankiti Bose sudah angkat bicara mengenai masalah ini. Bose membantah tudingan tersebut dan mengeklaim penangguhannya dari jabatan CEO terjadi di tengah keluhan yang dia ajukan tentang pelecehan. Bose pun menyewa pengacara bernama Abraham Vergis dari Providence Law Asia.
ADVERTISEMENT
"Kami berpandangan bahwa penangguhan klien kami dilakukan dengan cara yang tidak sah dan cacat. Penyelidikan yang dimulai padanya tidak adil dan kurang dalam proses yang semestinya. Bose telah diskors tanpa alasan yang tepat dan masuk akal," tutur Vergis.
Platform marketplace Zilingo. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Zilingo didirikan oleh Bose dan Chief Technology and Product Officer Dhruv Kapoor di Singapura tujuh tahun lalu untuk membantu usaha kecil di seluruh Asia Selatan dan Tenggara menjual barang mereka secara online. Mereka sadar, para penjual tidak memiliki akses ke teknologi yang kuat dan modal penting.
Untuk itu di tahun 2018, Zilingo mulai bekerja sama dengan perusahaan teknologi keuangan untuk memberikan modal kerja kepada penjual kecil sehingga mereka dapat membeli bahan baku untuk memproduksi barang.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya dua direktur Zilingo, Xu Wei Yang dari Temasek dan Albert Shyy dari Burda Principal Investments keluar dari jajaran dewan direksi pada bulan lalu. Sementara itu Chief Official Officer James Perry juga meninggalkan jabatannya pada pertengahan 2019 lalu.
Pada awal 2019, Zilingo mengumpulkan dana USD 226 juta dari investor termasuk Sequoia dan Temasek. Pendanaan ini mendorong valuasinya menjadi USD 970 juta atau hampir mencapai USD 1 miliar yang membuat Zilingo ditetapkan sebagai unicorn.
Zilingo tumbuh menjadi pasar besar bagi pembeli dan penjual grosir di industri fashion. Namun, perusahaan menghadapi masalah pertumbuhan setelah pembatasan selama pandemi COVID-19. Kondisi ini memaksa banyak usaha kecil untuk menutup usaha mereka.
Pada 2020, Zilingo memangkas sejumlah pekerja dan mengurangi tim pemasaran hingga pengadaan di AS, Australia, Singapura, dan Indonesia.
ADVERTISEMENT